Dari Perubahan ke Keberlanjutan, KBA Sepinggan Jadi Kampung Inspiratif Bersama Astra
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com –
Di sebuah sudut lingkungan RT 5 Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan tempat yang dulu identik dengan tumpukan sampah, kini tumbuh kebun sayur, deretan tanaman hias, dan ruang-ruang hijau yang menyejukkan mata.
Tidak banyak yang tahu bahwa perubahan besar ini berawal dari kegelisahan seorang warga bernama Abdul Rahman, pria bersahaja yang tak pernah lelah memperjuangkan kebersihan lingkungan sejak 2012.
Saat pertama kali pindah ke wilayah tersebut pada 2007, Abdul Rahman mendapati lingkungannya menjadi TPS bayangan lokasi pembuangan sampah yang tidak resmi namun terus digunakan warga. Kondisi itu membuatnya miris.
“Saat itu tempat ini dijadikan TPS bayangan oleh warga. Saya berpikir bagaimana caranya lingkungan ini bisa bersih, tidak terus menjadi tempat buang sampah,” kenangnya, Kamis (13/11/2025).
Keprihatinan itulah yang mendorongnya mengambil langkah kecil: membersihkan halaman rumah, menanam apa saja yang bisa tumbuh, dan mengajak tetangga terdekat untuk mulai peduli. Ia tak menunggu pemerintah, tak menunggu bantuan, hanya bermodalkan tekad bahwa lingkungan layak diperjuangkan.
Benih Gerakan Itu Tumbuh dari Bank Sampah
Pelan namun pasti, langkah Abdul Rahman berkembang. Tahun 2010 ia mulai bergabung dengan kelompok bank sampah di Gunung Sari, Wijayakusuma. Pengalaman itu memperkuat pengetahuannya tentang pengelolaan sampah terstruktur.
Dua tahun berselang, pada 2012, ia kembali ke lingkungannya sendiri dengan misi baru: membentuk Bank Sampah RT 54 Sepinggan. Di sanalah gerakan lingkungan di kawasan itu menemukan akarnya bank sampah menjadi ruang belajar, tempat warga berdiskusi, sekaligus simbol perubahan.
Nyatanya, proses tidak mudah. Edukasi dilakukan berkali-kali, pintu demi pintu ia datangi, menjelaskan bahwa sampah bukan sekadar masalah, tetapi juga peluang. Sedikit demi sedikit, warga mulai paham dan ikut bergerak.
Tiga Kali Daftar, Satu Kali Lolos: Jalan Berliku Menuju KBA
Perjalanan menuju predikat Kampung Berseri Astra (KBA) bukan sebuah kebetulan. Abdul Rahman dan warga mendaftar program tersebut hingga tiga kali.
“Kami pertama kali daftar tahun 2020. Baru pada tahun 2021 kami diterima menjadi bagian dari Astra. Alhamdulillah, perjuangan tidak sia-sia,” ujarnya dengan mata berbinar.
Menariknya, sebelum resmi menjadi KBA, kawasan ini sudah lebih dulu dikenal aktif dalam Program Kampung Iklim (Proklim). Pada 2021, mereka berhasil meraih predikat utama tingkat nasional. Pengakuan itu menjadi pijakan kuat bagi mereka untuk melangkah lebih jauh.

Empat Pilar Astra, Empat Dampak Besar untuk Warga
Sejak bergabung dengan KBA, perubahan semakin terasa. Dukungan Astra menyentuh empat aspek penting: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan.
Dimana pada tahun 2022, PT Astra International Tbk melalui program Kampung Berseri Astra datang ke kelurahan ini untuk mewujudkan kemandirian masyarakat lokal dengan berbasis komunitas. Program ini merupakan salah satu bentuk CSR dari Astra untuk memberdayakan masyarakat.
Pada program KBA, empat pilar program menjadi hal utama yang dilakukan Astra dalam melakukan pembinaan masyarakat. Empat pilar ini terdiri dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan. Pilar-pilar ini juga yang galakkan di KBA Sepinggan Balikpapan.
Pilar Kesehatan
Pada pilar kesehatan, PT Astra memberikan bantuan untuk melancarkan kegiatan posyandu yang ada di Kelurahan Sepinggan. Pemberian bantuan ini diberikan dengan upaya untuk mewujudkan warga Sepinggan yang sehat.
Bantuan-bantuan yang diberikan berupa alat-alat untuk memperlancar kegiatan posyandu. Bantuan alat-alat berupa timbangan, tensimeter untuk mengukur tekanan darah, hingga timbangan bayi.
Pilar Pendidikan
Pada pilar ini, PT Astra memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak yang masih bersekolah. Beasiswa diberikan kepada para siswa SD, SMP, dan SMA yang bertempat tinggal di Kelurahan Sepinggan.
Pilar Lingkungan
Pada pilar lingkungan, PT Astra memberikan fasilitas bank sampah di sejumlah RT. Setiap dibukanya kegiatan bank sampah, warga dapat memberikan sampah anorganik untuk ditimbang sehingga sampah tidak menumpuk.
Sementara itu, sampah organik juga dimanfaatkan sebagai media tanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Hal ini juga sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan masyarakat Sepinggan.
Pilar Kewirausahaan
Dalam upaya untuk memajukan perekonomian warga Kelurahan Sepinggan, pilar kewirausahaan dikembangkan dengan mengandalkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Beberapa produknya meliputi olahan pangan khas, kerajinan tangan, hingga produk turunan dari bank sampah.
Salah satu yang paling menarik adalah produk turunan dari bank sampah. Melalui hal ini, menjaga kebersihan lingkungan juga otomatis ikut disalurkan dengan penggunaan sistem zero waste.
“Dari Astra kami dapat beasiswa untuk anak-anak, bantuan kesehatan untuk Posyandu, dukungan bagi UMKM, dan bantuan pengelolaan lingkungan. Bahkan ada bantuan untuk kesiapsiagaan bencana di RT 1,” jelas Abdul Rahman.
Tak hanya itu, kegiatan bank sampah semakin berkembang pesat. Semua jenis sampah kini diterima plastik, tali rafia, karung, hingga kresek. Bagi Rahman, nilai ekonominya bukan tujuan utama.
“Nilai ekonominya memang tidak besar, tapi yang paling penting adalah lingkungan kami bersih dan warga sadar akan pengelolaan sampah,” tuturnya sambil tersenyum bangga.
Dari TPS Bayangan Menjadi Inspirasi Kota
Kini, kawasan yang dulu menjadi TPS bayangan telah menjelma menjadi kampung hijau yang tertata rapi ruang yang bukan hanya indah, tetapi juga mengedukasi siapa pun yang datang. Banyak kampung lain di Balikpapan menjadikan KBA Sepinggan sebagai rujukan, belajar bagaimana gerakan lingkungan bisa tumbuh dari inisiatif warga.
Abdul Rahman tetap seperti dulu: sederhana, pekerja keras, dan selalu optimis. Ia percaya perubahan tidak harus dimulai dari program besar, tetapi dari tindakan kecil yang dilakukan terus-menerus.
“Kalau kita mau berubah, mulailah dari rumah sendiri. Satu langkah kecil untuk lingkungan, bisa jadi cinta besar untuk bumi,” ucapnya menutup cerita.(bagian-2/Selesai).
Penulis : Amir Syarifudin
BACA JUGA
