BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menghimbau masyarakat agar memiliki tekad yang sama mensukseskan pemilu dan menjaga kondusifitas kota. Hal itu disampaikan Rizal saat Deklarasi pemilu Damai 2019.

“Terutama berkaitan dengan tekad kita agar Pemilu 2019 berjalan lancar, damai, aman. Ini sudah mejadi tekad bangsa Indonesia, tekad kita semua, 17 April itu harus sukses,” ujarnya

“Karena itu kita semua sama-sama menjaga, sebagai mana biasa pemilu, sukses penyelenggaraannya dan keamanannya,”

Rizal pun memohon, peserta yang hadir dalam deklarasi agar mensosialiasikan agar sukses penyelenggarannya dan keamanannya. Karena kata dia, tekait keamanan bukan hanya tugas kepolisian maupun TNI.

“Saya mohon betul bantuannya bapak ibu sekalian menjaga keamanan, kondusifitas kota, ini tidak cukup dilakukan pak kapolres, pak Dadim, pak Danlanal, Danlanud, tapi kita semua menjaga,” ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat agar menahan diri, tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menganggu focus kepolisian maupun TNI dalam menjaga persiapan dan mengamankan pemilu yang tidak sampai dua bulan.  

“Misalnya aksi demo itu adalah hak kita, kalau bisa ditahan lah, kalau bisa jangan melaksanakan kegiatan-kegiatan, biar bapak polisi dan TNI focus menjaga persiapan untuk pemilu,” ujarnya

“Kalau ada tuntutan., beberapa hal yang diperlukan, disampaikan kepada pemerintah atau berbagai pihak, silahkan datang, tidak usah melalui aksi-aksi demo yang itu bisa membuat konsentrasi kita terbagi,”

Rizal ingin pemilu kali ini, Kota Balikpapan menjadi conctoh bagi daerah lain, dalam penyelenggaraan maupun keamanan. Dia juga ingatkan tim sukses maupun caleg, tidak melakukan hal-hal yang salah menyangkut symbol-simbol agama.  

“Kita betekad ha ciptakan ini pemilu yang damai, pemilu yang aman, pemilu yang tenang dan kita Balikpapan bisa menjadi contoh yang baik bagi di daerah yang lain,” ujarnya

“Tolong diingatkan baik kepda tim sukses maupun caleg jangan sampai melakukan hal yang salah yang membuat kita rebut, misalnya terakhir, tidak sadar senam ya dimuka mushola, lupa yang dibawah ini adalah sajadah,”

“Jadi hati-hati betul soal symbol-simbol agama, jangan sampai terbawa-bawa, disaat-sat kita kampanye , sosilisasi, di ingatkan. Kalau terjadi jngan cepat ambil kesimpulan mari dialog kan bersam-sama, karena ada yang kadang-kadang, ada yang ingin menjebak kita.”

Dalam deklarasi yang dihadiri, Forum Komunikasi Pempinan daerah, Pejabat dilingkungan Pemerintah Kota, tokoh agama, tokoh masyarakat dan perwakilan ormas, mereka sepakat menolak tempat ibadah digunakan sebagai tempat kampanye politik, penyebaran isu provokatif, fitnah, ghibah, berita bohong atau hoaks, SARA dan radikalisme.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version