Delapan Kendaraan Masih Terjebak Dalam Kapal, Proses Evakuasi Penumpang Masih Dilakukan
PENAJAM, Inibalikpapan.com — Proses evakuasi penumpang kapal feri Mukhlisa yang mengalami insiden tenggelam di perairan Balikpapan–Penajam masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Meski mayoritas penumpang telah berhasil dievakuasi dan dipulangkan, sembilan orang masih berada di Kantor ASDP Penajam menunggu kepastian lebih lanjut dari otoritas terkait.
Salah satu penumpang selamat, Anwar, mengungkapkan kronologi insiden yang terjadi pada Senin siang. Menurut kesaksiannya, kapal feri berangkat dari Pelabuhan Kariangau sekitar pukul 11.30 WITA. Namun, sekitar 30 menit pelayaran, kapal tiba-tiba berhenti di tengah laut.
“Kapal berhenti sekitar 40 menit. Tidak lama kemudian, kami dievakuasi oleh kapal feri lain,” ujar Anwar, warga Sangatta yang sedang dalam perjalanan menuju Batu Kajang, Kabupaten Paser.
Anwar menambahkan bahwa para penumpang diberi tahu adanya kerusakan serius, namun tidak ada penjelasan rinci mengenai bagian yang rusak.
“Kami hanya diberitahu bahwa kapal tidak bisa jalan. Tapi tidak dijelaskan bagian mana yang rusak,” katanya.
Delapan Kendaraan Masih Terjebak di Dalam Kapal
Di dalam kapal tersebut, menurut keterangan Anwar, terdapat sekitar delapan kendaraan, termasuk mobil pribadi dan truk. Hingga kini, belum diketahui kondisi kendaraan tersebut pasca-insiden.
BACA JUGA :
“Mobil saya juga ada di kapal. Semoga bisa dievakuasi dengan selamat,” harapnya.
Dua ABK Belum Ditemukan, Pencarian Terus Dilakukan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU), Kuncoro, membenarkan bahwa masih ada dua anak buah kapal (ABK) yang belum ditemukan. Pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan setempat.
“Kami masih berupaya keras mengevakuasi dua ABK yang hilang. Proses pencarian dilakukan menggunakan perahu karet dan kapal penyelamat,” jelas Kuncoro.
Belum Ada Informasi Resmi Soal Penyebab Kerusakan
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak operator kapal atau instansi terkait mengenai penyebab pasti kerusakan mesin kapal. Investigasi awal masih dalam tahap pengumpulan data di lapangan.
Peristiwa ini menjadi sorotan karena jalur penyeberangan Balikpapan–Penajam merupakan salah satu jalur vital penghubung ekonomi dan logistik di Kaltim. Insiden ini kembali memunculkan pertanyaan publik terkait standar keselamatan kapal feri dan pengawasan teknis pelayaran.
BACA JUGA

