BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – DPRD Kota Balikpapan berencana memanggil Pertamina terkait sulitnya masyarakat medapatkan solar. Pasalnya, kondisi tersebut, bisa berdampak pada distribusi barang yang berimbas pada melonjaknya harga.

“Pasti kami panggil karena butuh penjelasan dari Pertamina. Kota minyak kok nggak ada minyaknya. Kalau distribusi sembako terhambat gara-gara itu, ya bisa berdampak naiknya harga dan menjadi inflasi,” ujar anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan Daeng Lala.

Daeng Lala merasa prihatin, karena untuk mendapatkan solar masyarakat harus antre berjam-jam, bahkan kendaan harus menginap di SPBU. Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan, karena masyarakat yang dirugikan,

Dia pun mendesak Pemerintah Kota Balikpapan untuk bersikap atau mengambil tindakkan soal sulitnya warga mendapatkan solar. Sementara di daerah lain kondisinya berbeda, bahkan tak terjadi antrean hingga berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar.

“Sudah menginap semalam, dua malam, tapi malah nggak dapat jatah (solar). Nah, bagaimana Pemkot Balikpapan ini dalam mencari solusi. Berkomunikasilah dengan Pertamina agar bisa teratasi. Saya rasa aneh juga. Seperti di kota Makassar, nggak ada yang sampe begini,” ucapnya.

“SPBU Kebun Sayur saja, antreannya bisa sampai Jalan 21 Januari. Antrean di SPBU Gunung Malang sudah sampai di Gunung Sari dan di SPBU Gunung Guntur malah sampai Sungai Ampal dan Jalan Beller. Itu semua terjadi pada malam hari,”

Dia mengungkapkan, telah bertanya kepada pemilik SPBU bahwa terjadi pengurangan kuota dari 16 ribu ton per hari menjadi 8 ribu ton. Meskipun Pertamina telah berkaili-kali membantah. Karenanya Pemerintah Kota Balikpapan wajib mengkonfirmasi hal tersebut.

“Ah, itu cuma alasan yang dibikin-bikin Pertamina. Coba aja dicek, cuma 8 ribu ton per hari. Seharusnya Pemkot Balikpapan juga turun tangan,” ujarnya.

Sebenarnya saat jajaran direksi Pertamina berkunjung ke Kota Balikpapan terkait tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan, Daeng Lala telah menyindirnya. Apalagi, Kota Balikpapan selama ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak.

“Sementara Balikpapan ini adalah Kota Minyak. Nggak cuma di sini, seluruh Kalimantan Timur juga antre. Samarinda juga sama, antre juga,” ujarnya.

Sebelumnya, Region Manager Communication and CSR Pertamina Kalimantan, Yudi Nugraha menjelaskan ramainya antrean kendaraan yang ingin mengisi solar di SPBU karena telah terjadi pengalihan kuota ke SPBU di perkotaan.

“Tidak ada pengurangan kuota. Hanya alokasinya dipindahkan. Ternyata banyak warga yang tidak tahu. Dan kebetulan, di kawasan kota juga sedang ada perbaikan jalan, jadi antrean di beberapa SPBU cukup padat,” ujar Yudi Nugraha.
vvvvvvvv

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version