Dibangun di Atas Air, SMPN 25 Balikpapan Jadi Tempat Anak-Anak Pesisir Menumbuhkan Mimpi

Ilustrasi sekolah yang ramah lingkungan. Inilah SMP Negeri 25 Balikpapan, sekolah unik yang menempatkan anak-anak pesisir dekat dengan alam sejak langkah pertama mereka. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Di atas perairan Kampung Atas Air, Kelurahan Baru Tengah, sebuah bangunan beton berdiri di atas tiang pancang yang menahan kuat di dasar. Jembatan penghubung memisahkan dan menyatukan ruang kelas, sementara akar mangrove menjalar di bawah sekolah.

Inilah SMP Negeri 25 Balikpapan, sekolah unik yang menempatkan anak-anak pesisir dekat dengan alam sejak langkah pertama mereka. Dari jendela kelas, tampak geliat warga pesisir beraktivitas: beberapa nelayan menambatkan perahu, sementara anak-anak kecil bermain di tepi air. Lingkungan ini bukan sekadar pemandangan; bagi siswa, mangrove dan perairan sekitar menjadi laboratorium alam.

Kepala Sekolah Ida Susanti menjelaskan, SMP 25 baru berusia dua tahun, tetapi jumlah siswanya kini mencapai 457 orang. “Kita membuka kelas secara bertahap sesuai kebutuhan. Sekarang ada 18 kelas, 14 aktif digunakan,” ujarnya.

Selain akademik, sekolah menanam mangrove di bawah pondasi dan melakukan penghijauan dengan tanaman buah serta bunga. Program ini bekerja sama dengan DLH, PLN, dan Pertamina, dan telah menghasilkan lebih dari seribu pohon mangrove di sekitar sekolah.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud beberapa waktu lalu mengunjungi sekolah. Ia menekankan anak-anak pesisir memiliki kesempatan yang sama untuk bermimpi tinggi.

“Sekolah ini unik, berada di atas air. Anak-anak akan merasa dekat dengan identitas mereka sebagai warga pesisir. Kita ingin mereka percaya diri, punya cita-cita tinggi, dan mampu bersaing dengan siapa pun,” ujarnya.

Rahmad menambahkan, mangrove menjadi laboratorium alam yang membantu siswa memahami ekosistem laut dan nilai ekonomi dari lingkungan yang terjaga. Ia juga menekankan keterampilan dasar seperti berenang sebagai bagian dari survival skill anak pesisir.

Cerita Para Pelajar

Di kelas, Muhammad Rizky (15), siswa kelas IX, menatap kilang Pertamina yang juga terlihat dari sekolah. “Setiap hari saya lihat dari sekolah. Mulai dari tangki dan pipa-pipanya besar, apinya menyala. Kalau saya besar, saya mau jadi operator kilang, kerja pakai helm dan baju kerja itu. Biar bisa bantu orang tua dan banggakan keluarga,” ujarnya.

Rizky berencana melanjutkan ke SMK agar memiliki keterampilan dasar sebelum bekerja.

Zian Amanda Aulia (15), juga siswa kelas IX, menekankan kepedulian terhadap lingkungan. “Mangrove itu teman kami, sahabat kami. Kalau tidak ada mangrove, laut bisa marah. Jadi meski saya nanti kerja di kilang, saya tetap ingin menjaga alam,” katanya. Sekolah melarang membuang sampah ke laut dan mengajarkan cara membersihkan mangrove dengan alat pengait khusus.

Aisyah, salah satu siswa, menambahkan, “Saya ingin tunjukkan kalau anak pesisir juga bisa punya mimpi tinggi. Jadi operator kilang, tapi tetap jaga laut dan mangrove. Karena di sinilah akar mimpi kami tumbuh.”

Abdul Karim, ayah Rizky yang sehari-hari nelayan, mengaku bangga sekaligus haru melihat anaknya punya cita-cita tinggi.

“Setiap hari Rizky cerita soal kilang. Kadang dia bilang ingin jadi operator, kadang insinyur. Saya nelayan, mungkin sekolah saya tidak tinggi. Tapi kalau anak saya bisa sekolah sampai kuliah dan kerja di kilang, itu mimpi besar keluarga kami,” ujarnya.

“Bangga dia punya mimpi jadi operator kilang, tapi tetap ingat lingkungan. Kalau alam rusak, hidup kita semua susah,” tambah Abdul Karim.

Sekolah berada dekat kilang Pertamina RU V, yang juga menjadi inspirasi bagi siswa. Kepala Sekolah Ida Susanti menjelaskan, jaringan internet selama dua tahun diperoleh dari program CSR Pertamina melalui Econet senilai sekitar Rp10 juta, gratis untuk sekolah.

Dukungan lain dari Pertamina membantu kegiatan lingkungan dan penghijauan, sekaligus memberi contoh bagi siswa tentang dunia industri dan pentingnya menjaga lingkungan.

Dukung Pendidikan di Sekitar Kilang

Sementara itu, Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU V Balikpapan menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan sekitar operasional.

Salah satu bentuk dukungan tersebut ditujukan kepada SMP Negeri 25 Balikpapan, sekolah yang berlokasi tidak jauh dari kawasan kilang.Communication & Relations Section Head PT KPI Balikpapan, Dody Yapsenang, mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pendidikan.

“Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan, sebagai bagian dari upaya tanggung jawab sosial perusahaan, terus mendukung pendidikan di masyarakat sekitar, termasuk SMP 25 yang berlokasi dekat dengan fasilitas kilang kami,” ujarnya.

Ia menjelaskan, berbagai program telah dijalankan untuk mendukung peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah tersebut, termasuk bantuan fasilitas belajar, dukungan kegiatan ekstrakurikuler, dan motivasi bagi siswa agar terus berprestasi.

“Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat dan bangsa. Dengan mendukung institusi pendidikan seperti SMP 25, kami berharap dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah kami dan sekitarnya,” kata Dody.

Menurutnya, sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat menjadi hal penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Karena itu, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan akan terus mendukung berbagai inisiatif pendidikan dan pengembangan komunitas di Balikpapan.

Dody berharap, dukungan tersebut dapat membuat SMP 25 terus berkembang menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.***

Penulis : Amir Syarifuddin & Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses