BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —- Per 16 Januari 2020, film anak Garuda besutan Faozan Rizal dan penulis naskah Alim Studio tayang di bioskop Indonesia termasuk Balikpapan dan Samarinda mewakili Kaltim.

Film ini karya perdana rumah produksi Butterfly Pictures, dikerjakan langsung oleh alumni dan murid-murid Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang berlokasi di kota Malang, Jawa Timur.

Dilla yang perannya di mainkan Rebecca Klover hadir ditengah penonton di bioskop  Balikpapan yakni Pentacity dan Living Plaza pada, Kamis malam (16/1).

“Saya Dilla dan Beca  ini kota kedua (dikunjungi). Kita ada 22 kota yang dikunjungi,” kata DIlla ditemui di Living Plaza Balikpapan.

Rebecca mengaku kesulitan peran Dilla karena baru ketemu Dilla pada H-4 shooting film. “kesulitan bagaimana cara bisa believable jadi orang ini (dilla) sementara banyak orang yang sudah kenal ka Dilla di SPI diluar SPI karena SPI banyak projeknya. Gimana cara bisa berperan seperti Dilla,” kata Rebbeca.

“Ka dillla ini karakternya orang yang konsisten dalam segala hal, rapi, cara berpakaian, cara bicara, cara bawaan diri semua pekerjaan pun itu buat dia bisa galak kalau bawahan ada yang tidak ontime,” ceritanya.

Rebecca menjelaskan film ini dibuat untuk memotivasi anak Indonesia   untuk bermimpi besar karena gak ada yang gak mungkin. Bisa tidak bisa harus bisa.

Dilla lulusan SPI tahun 2013 ini menambahkan rekan-rekan SPI pergi Eropa pada 2016 lalu. “Anak garuda ini cerit nyata dari anak-anak Selamat pagi Indonesia (SPI) itu sekolah gratis untuk anak-anak tidak mampu. Kenapa tagline bisa tidak bisa harus bisa, karena dengan latar belakang kita sendiri kalau punya impian pergi ke Eropo itu tidak mungkin. Tapi  di SPI kita dididik seorang mentor Eko Jualinto pendiri SPI itu beliau menggembleng kita dari mulai kita minder, tidak percaya diri, takut untuk bermimpi tapi beliau benar-benar bisa membangun kepercayaan diri, mendidik kita punya karakter lebih kuat lagi,” jelasnya.

Anak garuda ini digambarkan memiliki 7 karakter dari wilayah berbeda baik agama, suku yang berbeda namun di SPI dibentuk menjadi tim yang kuat dan kompak, komit ditengah perbedaan.

“Seperti bagaimana meredam egonya dan itu sampai kita akan pergi ke eropa visa kita ditolak dua kali. Pada saat shooting kita urus visa termasuk artis-artis. Ajil yang jadi Robet itu visa ditolak dan persis H-2 visa baru diterima. Tau rasanya deg-degan, bayangkan  kalau Ajil nggak jadi berangkat harus shooting ulang. Tapi berkat Tuhan H-2 visa diterima. Pas di menara Eifel mereka video call dan kita nangis bareng-bareng,” cerita Dilla asal Banyuwangi.

Dilla dan Rebecca Klopper (pemeran Dilla) saat di bioskop di Living Plaza Balikpapan

Film ini berkisah tentang 7 anak-anak alumni SPI yang memiliki mimpi tinggi pergi eropa dengan kerja keras dan perjuangan mereka mengelola unit-unit produksi dari SPI yang dipimpin Julianto Eka Putra atau Koh Jul (diperankan Kiki Narendra).

Tujuh anak memiliki latar belakang berbeda baik suku, agama maupun sifat dan karakter.

Mereka yakni Sheren (Rania Putrisari), Olfa (Clairine Clay), Wayan (Geraldy Kreckhoff), Dilla (Rebecca Klopper), Sayida (Tissa Biani), Yohana (Violla Georgia), dan Robet (Ajil Ditto).

Mereka satu tim yang membantu mengelola operasional sekolah dan unit-unit bisnis. Perbedaan agama, ras, dan suku ini termasuk ego pribadi membuat satu sama lain salah paham bahkan timbul pertengkaran.

Apalagi dengan kemunculan Riki Rocky (Krisjiana Baharudin) yang menjadikan masalah persahabatan mereka kian pelik. Konflik yang sudah terbangun sejak di Indonesia semakin meruncing tanpa pengawasan Koh Jul.

Dalam film, mereka berangkat ke Erop tanpa Koh Jul. karena KOh Jul menemani anak ke Australia untuk kuliah. Namun akhirnya dengandesakan anak kandung Koh Jul pergi sendiri dan ternyata mengikuti apa yang sebenarnya terjadi saat mereka di Eropa.

Pertengkaran dan gejolak muncul mengiringi persahabatan mereka saat di Eropa Karena ego dan kepempinan Yohana dinilai diktator. Ketika di Paris, masing-masing memiliki keinginan sendiri untuk pergi ke tempat favorit.

Namun akhirnya sikap saling menerima kekurangan, menghilangkan egois, dan saling memafaatkan akhirnya mereka bertujuh mampu bertempu di menara Eifel. Tangis pun pecah dan kekompakan dan rasa sayang dan persahabatan pun makin menguatkan mereka. Apalagi di menara Eiful tiba-tiba muncul Koh Jul yang ternyata telah memantau sepak terjang dari 7 pejuang anak Garuda ini.

SPI selain memiliki PH juga memiliki 24 divisi usaha ada hotel, resto, merchandis, food production,  

“Jadi sekalian sekolah biasa juga dididik ada life skill, ada show. Kalau Dilla disana pegang finance dan mercahdise. Jadi 7 karakter ini pegang divisi masing-masing ada marketing, bagian produksi, bagian show,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version