BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Tak bisa dipungkiri secara keseluruhan di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kasus penambahan Covid-19 memang sudah menurun, tapi rata-rata kasus harian Kota Balikpapan masih tertinggi di Kaltim.

“Di daerah lain di Kaltim sehari mereka hanya ada penambahan kasus angkanya cuma 1 digit, sementara di Balikpapan masih 2 digit, jadi kita tetap waspada,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarty, Rabu (6/10/2021).

Dikatakan Dio sapaan Andi Sri Juliarty, untuk tingkat keterisian dari 11 rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 baik yang dirawat di ICU maupun isolasi dari total ada 41 orang.

“Dari jumlah total tersebut di ruang isolasi 3 persen, di ruan ICU ada 9 persen,” aku Dio.

Kemudian masih ada 190 warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) terdiri dari 25 warga berada di Hotel Gran Tiga Mustika, dan ada 165 warga yang isoman di rumah. Perlu diwaspadai yang isoman di rumah jangan sampai menularkan ke lain, padahal 165 warga ini kalau mau masuk ke Hotel masih cukup.

“Saya mohon bantuan sekali pak Camat dan Lurah untuk bagaimana yang isoman di rumah diajak untuk masuk ke isoter di Hotel,” harapnya

Terkait vaksinasi terutama pada lansia, pihak puskesmas sudah berusaha setiap hari dengan membuka kesempatan untuk lansia, tapi semakin kurang yang datang ke puskesmas, sedangkan yang sudah tervaksin untuk lansia mencapai 52 persen.

“Jika vaksinasi lansia jadi indikator penentuan level PPKM dua minggu kedepan ini perlu catatan kita, perlu bantuan bagaimana memobilisasi lansia untuk vaksin, apakah kita perbanyak model door to door seperti yang dilakukan Badan Intelegen Negara,” usul Dio.

“Bahkan saya dapat informasi di Karang Rejo ada satu RT yang memang menolak untuk divaksin, padahal kita sudah memberikan kuota untuk kelurahan tersebut, jadi masih perlu bantuan untuk memberikan pemahaman pentingnya vaksinasi,” tambahnya.

Untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) DKK Kota Balikpapan memberikan masukan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) agar anak usia sekolah yang di dalam anggota keluarganya ada yang positif Covid-19 mohon agar anak tersebut tidak masuk sekolah.

“Walaupun dia kelihatan sehat, kami menganggap mereka kontak erat jangan sampai menularkan di sekolah, begitu juga jika sakit flu dan pusing untuk tidak sekolah,” akunya.

Terkait vaksinasi memang diakui pada bulan lalu kiriman vaksin dari pusat cukup banyak, namun memasuki Oktober ini pengiriman vaksin mulai tersendat dan menurun,sehingga berpengaruh pada pelaksanaan vaksinasi untuk pemberian dosis keduanya.

“Ketersedian vaksin yang ada sekarang di Gudang DKK, juga belum mencukupi jika melakukan vaksinasi dosis kedua, sehingga dimohon bantuannya untuk bisa dikomunikasikan ke pusat agar vaksin kembali dikirimkan,” tutup Dio.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version