DKP3 Balikpapan Salurkan Bantuan Cadangan Pangan untuk 1.130 KK

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) kembali menggelar program penyaluran. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk membantu masyarakat rentan sekaligus menekan angka risiko stunting di kota ini.

Program yang dilaksanakan melalui Bidang Ketahanan Pangan ini terbagi menjadi dua skema bantuan utama. Yakni bantuan beras dan bantuan paket protein. Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis Pemkot Balikpapan dalam menjaga ketersediaan pangan bergizi, meringankan beban warga miskin. Serta mendukung target penurunan stunting sesuai arahan pemerintah pusat.

Kepala DKP3 Balikpapan Sri Wahyuningsih, menjelaskan, bahwa bantuan beras disalurkan kepada 938 kepala keluarga (KK) di lima kelurahan. Penetapan penerima dilakukan secara terukur, mengacu pada peta ketahanan dan kerentanan pangan Kota Balikpapan yang kemudian dipadukan dengan data kemiskinan dari Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) tahun 2024.

“Untuk beras itu sasarannya 938 KK di lima kelurahan. Data penerima merupakan hasil penggabungan antara peta kerentanan pangan dan data kemiskinan di wilayah tersebut. Jadi penerima benar-benar kelompok yang membutuhkan,” ujar Yuyun biasa Sri Wahyuningsih disapa, Jumat (8/8/2025).

Distribusi bantuan beras dilakukan empat kali dalam setahun. Penyaluran pertama sudah terealisasi pada Juli lalu, sementara tiga tahap berikutnya akan digulirkan hingga akhir tahun.

“Bantuan beras kami salurkan empat kali. Tahap pertama pada bulan Juli sudah selesai, dan akan ada tiga tahap lagi yang menyusul,” tambahnya.

Keluarga Berisiko Stunting

Selain bantuan beras, DKP3 juga menyalurkan paket protein kepada 192 KK yang memiliki anggota keluarga berisiko stunting. Paket ini berisi daging ayam segar dan 10 butir telur, dengan distribusi berlangsung selama tiga bulan berturut-turut, yakni Juli, Agustus, dan September.

Yuliana menegaskan bahwa sasaran penerima paket protein adalah keluarga berisiko stunting, bukan keluarga yang sudah memiliki anak stunting. Penanganan bagi anak yang sudah stunting menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, sementara DKP3 berfokus pada pencegahan melalui intervensi gizi berbasis pangan.

“Kami fokus pada pencegahan. Data penerima kami ambil dari BKKBN yang ada di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan. Bantuan ini menyasar 192 KK yang tersebar di 34 kelurahan,” ujarnya.

Perbedaan cakupan wilayah juga menjadi salah satu ciri dari dua program ini. Bantuan beras hanya difokuskan pada lima kelurahan prioritas, sementara paket protein menyebar ke seluruh kelurahan di Balikpapan.

Perkuat Ketahanan Pangan

Menurut Yuyun, program CPPD ini tidak hanya sekadar bantuan sosial, tetapi merupakan instrumen strategis pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan sekaligus memperbaiki asupan gizi bagi kelompok rentan. 

Dengan memberikan sumber karbohidrat dari beras dan protein hewani dari ayam serta telur, diharapkan keluarga penerima bisa memperoleh gizi seimbang yang menunjang kesehatan, khususnya bagi anak-anak dan ibu hamil.

Upaya ini juga sejalan dengan target penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 14% pada 2024. Balikpapan sendiri masih menghadapi tantangan dalam menekan angka risiko stunting, meski berbagai intervensi sudah dilakukan lintas sektor.

“Ini adalah bentuk komitmen kami. Bantuan pangan tidak hanya mengatasi kelaparan sesaat, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun generasi yang sehat dan produktif,” pungkas Yuyun.

Dengan adanya program CPPD, Pemkot Balikpapan berharap kesenjangan akses pangan di masyarakat dapat berkurang. Risiko stunting semakin menurun, dan warga dapat lebih berdaya menghadapi tantangan ekonomi maupun perubahan harga pangan yang sering terjadi.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses