DLH Bangun Bank Sampah Unit Setiap Kelurahan

Pemilahan sampah
Warga saat mengelolah sampah di Bank Sampah yang berada di Manggar, Balikpapan Timur. Foto Inibalikpapan.com

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus memperkuat strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan memperluas keberadaan Bank Sampah Unit (BSU) di seluruh kelurahan. 

Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan pembangunan 6 BSU di masing-masing kelurahan guna mempercepat proses pemilahan sampah dari sumbernya.

“Langkah ini bertujuan untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah di tingkat masyarakat, sekaligus mengurangi beban volume sampah yang dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar,” ujar Sudirman, Kamis (1/5/2025).

Dari total 34 kelurahan di Balikpapan, DLH menargetkan setiap kelurahan memiliki minimal 6 Bank Sampah Unit. Ini berarti total BSU yang dibangun akan mencapai 204 unit. Saat ini, sudah terdapat 77 BSU aktif yang tersebar di berbagai kelurahan, dan akan terus bertambah dalam waktu dekat.

Bank Sampah Unit berfungsi sebagai tempat pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah skala kecil di tingkat RW atau komunitas. BSU ini juga menjadi simpul penting dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah terpilah.

“Melalui BSU, masyarakat dapat langsung memilah dan mengelola sampah organik maupun anorganik sebelum dikirim ke fasilitas pengolahan lanjutan,” ungkap Sudirman.

Jadi Koordinator Wilayah

Selain membangun BSU di tiap kelurahan, DLH juga menyiapkan Bank Sampah Induk (BSI) di setiap kecamatan. Saat ini, Balikpapan baru memiliki dua BSI aktif, salah satunya berlokasi di Jalan Daksa Barat I, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, yang sudah melayani 418 nasabah. BSI bertugas mengoordinasi dan membina BSU yang ada di wilayahnya, sekaligus menjadi pusat pengolahan skala menengah.

“Dengan sistem ini, kami berharap pengelolaan sampah menjadi lebih efisien, mulai dari rumah tangga hingga ke TPAS,” jelasnya.

Setiap hari, TPAS Manggar menerima sekitar 500 ton sampah dari seluruh wilayah Balikpapan. Angka ini dikhawatirkan akan terus bertambah jika tidak dilakukan langkah pengurangan di hulu.

Untuk menanggulangi hal ini, Pemkot melalui Dinas Pekerjaan Umum akan membangun tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) tambahan yang akan mulai beroperasi tahun depan di wilayah Balikpapan Utara dan Balikpapan Kota.

“Harapan kami, dengan adanya TPST tambahan. Sampah yang masuk ke TPAS bisa dikurangi hingga 50 persen atau sekitar 250 ton per hari,” tambah Sudirman.

InUbah Sampah Jadi Energi

Sebagai bagian dari pengelolaan jangka panjang, TPAS Manggar juga akan dilengkapi dengan teknologi incinerator—mesin pembakar sampah bersuhu tinggi yang mampu mengubah sampah menjadi energi listrik. Teknologi ini diyakini akan membantu menurunkan volume dan berat sampah, serta menghilangkan zat berbahaya selama proses pembakaran.

“Dengan incinerator, sampah bukan lagi sekadar limbah, melainkan bisa menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Sudirman.

Ia menegaskan bahwa strategi DLH bukan hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan limbah menjadi energi ramah lingkungan yang mendukung visi Balikpapan sebagai kota Beriman.

DLH juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat terkait pentingnya pemilahan sampah dari rumah. Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi dasar pengelolaan di tingkat komunitas.

“Kami percaya bahwa keberhasilan pengelolaan sampah dimulai dari kebiasaan masyarakat. Semakin banyak yang sadar memilah, semakin ringan beban TPAS dan semakin besar manfaat ekonominya,” tutup Sudirman.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses