DP3AKB Balikpapan Perkuat Pendampingan Keluarga untuk Tekan Stunting
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan terus memperkuat pendampingan intensif bagi keluarga sebagai strategi utama menurunkan angka stunting.
Langkah ini dipandang sebagai upaya paling efektif karena keluarga merupakan pihak pertama yang berperan dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan tumbuh kembang anak.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala DP3AKB Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose menegaskan pencegahan stunting tidak dapat berjalan optimal tanpa peran aktif keluarga. Menurutnya, pemerintah daerah kini mengubah pendekatan pendampingan menjadi lebih terstruktur, menyeluruh dan memastikan setiap keluarga mendapatkan dukungan sesuai kebutuhannya.
“Kami meningkatkan pendampingan secara intensif karena keluarga menjadi pihak yang paling menentukan dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan anak. Pencegahan stunting harus dimulai dari rumah,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa pendampingan yang dilakukan tidak hanya berupa penyuluhan terkait gizi. DP3AKB juga memfokuskan intervensi pada perubahan pola pikir dan perilaku keluarga, pemantauan rutin kondisi ibu dan anak, hingga penanganan cepat bagi keluarga yang berisiko tinggi mengalami stunting. Nursyamsiarni menekankan bahwa intervensi seharusnya dimulai sejak masa kehamilan, bukan setelah anak menunjukkan gejala kekurangan gizi.
“Kami mengarahkan keluarga untuk memberikan asupan bergizi sejak masa kehamilan. Anak yang berusia nol sampai dua tahun juga harus mendapatkan pemantauan tumbuh kembang secara teratur. Dua fase ini menentukan masa depan anak,” jelasnya.
Untuk memperkuat program pendampingan, DP3AKB Balikpapan mengoptimalkan sinergi lintas sektor. Kader posyandu, penyuluh keluarga berencana, tenaga kesehatan serta perangkat kelurahan dilibatkan secara aktif untuk menciptakan sistem pendampingan yang responsif dan menjangkau seluruh wilayah, termasuk daerah dengan keterbatasan akses.
Nursyamsiarni menjelaskan bahwa kolaborasi ini penting mengingat persoalan stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi semata, tetapi juga kondisi ekonomi keluarga, minimnya akses layanan kesehatan, hingga kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak.
Ia menilai bahwa konsistensi dalam pendampingan menjadi kunci keberhasilan penurunan stunting. Karena itu, DP3AKB memastikan setiap keluarga yang tercatat sebagai kelompok rawan menerima kunjungan berkala, pemeriksaan gizi dan penimbangan rutin, serta edukasi yang mudah dipahami. Semua intervensi ini ditujukan agar keluarga tidak merasa berjalan sendiri dalam mengatasi persoalan gizi.
“Kami ingin memastikan tidak ada keluarga yang berjalan sendiri dalam menghadapi persoalan gizi. Penguatan pendampingan menjadi komitmen kami agar target penurunan stunting dapat kita capai bersama,” tegasnya.
Di akhir, Nursyamsiarni mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam gerakan pencegahan stunting. Menurutnya, kesadaran dan kepedulian kolektif akan mempercepat perubahan signifikan demi menciptakan generasi yang lebih sehat.
“Kami berharap masyarakat semakin memahami bahwa stunting bisa dicegah. Ayo bersama menjaga masa depan anak-anak Balikpapan dengan memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi,” tutupnya.***
BACA JUGA
