BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Guna mendukung program Pemerintah Kota Balikpapan ahar mennjadi Kota Layak Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan akan memaksimalkan peran-peran kelembagaan. 

Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Sri Wahyuningsih mengatakan, DP3AKB selain terkait pendampingan penanganan kasus,  juga memiliki fungsi untuk melakukan pencegahan terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak.

Dijelaskan, DP3AKB Balikpapan sejak tahun 2018 memiliki program penyuluhan dengan nama Pola Penguatan Pengasuhan (Lautan)  RT. Program ini merupakan penyuluhan dengan pola penguatan pengasuhan anak dan remaja dari RT ke RT.

“Jadi, sasaran kami adalah keluarga-keluarga yang ada di RT dengan terlebih dahulu memetakan daerah yang sering terjadi kasus kekerasan atau tindak pidana terhadap perempuan dan anak yang mengakibatkan anak tidak terlindungi,” ujar Sri Wahyuningsih saat dikonfirmasi media, Sabtu (20/11/2021).

Yuyun biasa Sri Wahyuningsih disapa menambahkan, setiap tahunnya, Lautan RT ini mampu mencakup 75 RT yang setiap kegiatannya diikuti okeh 25-30 keluarga. 

“Artinya, 75 RT kami datangi dan menggandeng  psikolog untuk bicara mengenai pola pengasuhan. Dengan harapan, di samping memberikan edukasi mengenai regulasi perlindungan anak tapi bagaimana memberikan pola pengasuhan yang baik kepada anak dan remaja di lingkungan keluarga di RT setempat,” tuturnya.

Selain itu, DP3AKB juga  memiliki binaan sekolah ramah anak yang mana  turut memberikan  edukasi terhadap 219 sekolah ramah anak. Edukasi yang diberikan mengenai  upaya perwujudan sekolah ramah anak di sekolah masing-masing. Tujuannya, agar anak-anak di jam sekolahnya benar-benar terpenuhi haknya dan terlindungi oleh warga yang ada di sekolah tersebut.

“Kalau dari aspek pencegahan, kami sudah melakukan semuanya dengan keterbatasan yang ada. Belum lagi di masa era digitalisasi ini, kami menyuarakan perlindungan anak melalui sosial media. Atau juga kami memanfaatkan peran Forum Anak Balikpapan (FAB). Karena kan mereka juga lebih melek IT dan lebih mudah menerima informasi melalui media sosial,” jelas Yuyun.

Tak hanya itu, untuk memaksimalkan kinerja peran dan fungsi DP3AKB, Yuyun mengungkapkan bahwa pihaknya juga membangun jejaring kerja. Salah satunya, forum Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) tingkat kelurahan yang ada di 34 kelurahan forum tersebut. 

“Kami bersama-sama mengingatkan bagaimana upaya perlindungan perempuan dan anak perlu untuk diedukasi kepada masyarakat yang ada di wilayahnya maisng-masing,” ujar Yuyun.

Selainjutnya, ada Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak yang ada di struktur kelembagaan masing-masing RT yang mampu melakukan monitoring dan evaluasi. Keberadaan seksi PPA RT ini dituntut untuk lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.

“Kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi kali ini adalah hasil dari aduan seksi PPA RT yang ada di Kelurahan Sepinggan. Jadi itu bukti bagaimana responsifnya jejaring yang kami bangun dan kami bina. Mereka yang mengantarkan ke rumah sakit, ada juga yang ikut mengantarkan ke pihak kepolisian untuk proses pelaporan,” bebernya.

Oleh sebab itu, lanjut Yuyun, pihaknya akan terus fokus untuk mengedukasi masyarakat dan bagaimana menggandeng peran kelembagaan masyarakat yang lebih dekat dengan masyarakat lapis bawah untuk lebih responsif, lebih mendengar adanya kasus-kasus yang terjadi di lingkungan mereka.

“Maka dari itu, pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Tapi kalau mengedukasi dengan memanfaatkan jejaring kami maka akan lebih mudah dan lebih maksimal dalam penyampaian sosialisasi maupun edukasi mengenai perlindungan wanita dan anak kepada masyarakat,” tutupnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version