DPRD Balikpapan Desak Penambahan Kuota Elpiji Subsidi 3 Kg

Mulai 1 Februari 2025, pembelian LPG 3 kg hanya bisa dilakukan di Pangkalan Resmi Pertamina.
Mulai 1 Februari 2025, pembelian LPG 3 kg hanya bisa dilakukan di Pangkalan Resmi Pertamina. Foto: Ist

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kebutuhan gas elpiji subsidi 3 kg atau yang kerap disebut gas melon menjadi perhatian serius DPRD Kota Balikpapan. Anggota Komisi II DPRD Balikpapan dari Fraksi PKS, Japar Sidik, menyatakan bahwa meskipun stok gas secara umum mencukupi, distribusinya masih mengalami kendala yang berdampak pada masyarakat.

“Gas ini kebutuhan pokok, terutama bagi ibu rumah tangga. Sejak penghapusan minyak tanah, gas melon menjadi satu-satunya andalan untuk memasak,” ujar Japar, Senin (26/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa gas elpiji terbagi menjadi dua kategori, yakni non-subsidi (5,5 kg, 12 kg, dan 50 kg) serta subsidi (3 kg) yang diperuntukkan bagi rumah tangga miskin, pelaku UMKM, dan nelayan.

Masalah utama menurutnya terletak pada kuota subsidi yang diajukan Pemerintah Kota Balikpapan ke Pertamina Patra Niaga. Pada tahun 2024, realisasi kuota hanya sekitar 19.000 metrik ton, jauh dari mencukupi kebutuhan masyarakat.

Untuk itu, DPRD bersama Pemkot Balikpapan mengusulkan penambahan kuota menjadi 30.000 metrik ton pada tahun 2025. Usulan tersebut telah dibahas bersama Dinas Perdagangan, Dinas Perekonomian, dan pihak Pertamina.

Japar juga menyoroti ketimpangan distribusi antardaerah. Berdasarkan data Kementerian ESDM, kota Samarinda menerima kuota hingga 28.900 metrik ton, sedangkan Balikpapan hanya 19.248 metrik ton.

“Kami telah bersurat ke pemerintah pusat agar kuota ditambah. Ini demi menjamin ketersediaan energi murah bagi masyarakat Balikpapan,” tegasnya.

DPRD berharap pemerintah pusat dapat segera merespons usulan ini mengingat pentingnya gas subsidi sebagai kebutuhan dasar masyarakat di Kota Balikpapan.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses