SEMARANG,  Inibalikpapan.com— Kota Semarang,  Jawa Tengah menjadi salah satu dalam pengelolaan belanja daerah mengandalkan pada sektor jasa dan Perdagangan. 

Kondisi ini hampir sama dengan kota Balikpapan yang banyak mengandalkan dua jasa itu. Bedanya APBD Kota Semarang pada APBD 2019 mencapai Rp 5,1 Triliun dengan PAD mencapai Rp2,1 triliun sedangkan APBD Balikpapan Rp 2,4 triliun dan PAD Balikpapan Rp688 miliar.

Dari jumlah PAD, sebagian besar diperoleh dari pajak dan retribusi daerah. Sementara Kota Balikpapan tidak bisa lagi mengandalkan dana bagi hasil.

“Sehingga kami harus mencari sumber -sumber pendapatan yang berpotensi untuk menaikkan PAD kita. Kunjungan kami kemari Kota Semarang salah satu PAD dari pajak dan retribusi daerah.  Kami juga ingin mengetahui apa yang dilakukan sehingga PAD Kota Semarang,” kata Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh memimpin 20 anggota DPRD Balikpapan saat kunjungan kerja ke DPRD Semarang,  Kamis pagi (28/11/2019).

Rombongan kunjungan kerja DPRD Balikpapan ini diterima tiga anggota DPRD Semarang Abdul Majid juga anggota Komisi D bidang Pendidikan,  Narendra Kiswara anggota Komisi A bidang Pemerintahan dan  Agggota DPRD Kota Semarang Gumilang Febriansyah juga Komisi C bidang pembangunan serta perwakilan OPD Pendapatan daerah, Dishub Kota Semarang dan sekretariat DPRD Semarang.

Menurut  Abdulloh potensi PAD bisa menghidupi kota sendiri seperti yang Jakarta,  Surabaya termasuk kota Semarang.

Dirinya mengajak pengusaha Semarang untuk berinvestasi fi Balikpapan yang kedepan akan menjadi kota penyangga IKN. 

“Nanti semua pengusaha Semarang yang mau berinvestasi silakan bisa masuk. Kita berharap ini bisa topang PAD Balikpapan. Monggo investor ke Balikpapan bisa perumahan,  hotel atau  apartemen,” imbuh Abdulloh. 

Abdul Majid dari Fraksi Gerindra DPRD Semarang mengatakan bidang utama yang menggerakkan perekonomian kota Semarang adalah Jasa dan perdagangan. Kota Semarang dihuni 1,7 penduduk.


” PAD kita 2,159 triliun,  Dana Perimbangan 1 Triliun dan Lain-lain pendapat 790 miliar.   APBD 2019 5,1 triliun, ” sebutnya. 

Majid mengaku  perolehan pajak kota Semarang terus meningkat.  Terutama untuk pajak Hotel,   Parkir dan pajak hiburan

Kabid Pendapatan Daerah bukan Pajak Badan Pendapatan Daerah  Kota Semarang Ninik menyebutkan pajak PBB,  BPHTB dan pajak Hotel dan Restoran merupakan yang sangat besar menyumbang PAD Kota Semarang.

” PBB kita 425 miliar,  BPHTB 401 miliar dan.  PBB sudah 110 persen,  BPHTB sudah 82 persen. Kami juga bersama DPRD membebaskan pajak PBB bagi keluarga fakir miskin.  Termasuk ketetapan PBB NJOP harga 130 juta kita bebaskan juga,” bebernya.

Untuk pajak hotel pencapaian sudah 100 persen atau Rp98 miliar dari target yang ditetapkan sedangkan restoran ditetapkan Rp86 miliar.

 ” Kiat-kiat kita terus lakukan sosialisasi, yustisi,  validasi data termasuk memberikan hadiah wajib pajak yang taat membayar pajak sebelum 31 Agustus,” jelasnya. 


Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version