BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah pusat terus menambah sekolah menengah kejuaran (SMK) baik termasuk berbasis pusat keunggulan (PK). Hal ini terungkap saat lawatan dan pertemuan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dapil Kalimantan Timur Hetifah Sjaifudian bersama dengan Kiki Yulianti, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI ke Balikpapan dengan para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah se-Kalimantan Timur di SMK N 4 Balikpapan.

Pertemuan di SMK N 4 Balikpapan bertajuk Rapat Koordinasi Kebijakan Pendidikan dalam Pengembangan Kualitas SMK Balikpapan, Kalimantan Timur 2022. Dirjen Pendidikan Vokasi Kiki Yulianti didampingi oleh Wardhani, Direktur SMK Kemendikbudristek RI menyebutkan jumlah sekolah di Kaltim akan ditambah.

“Di Kalimantan Timur, pada tahun 2020 terdapat 20 SMK PK bertambah 12 menjadi 23 di tahun 2022. Dan pada tahun 2022 bertambah 14 menjadi 37 SMK PK. Dari angka tersebut baru 35 SMK yang menerapkan kurikulum merdeka dan 33 diantaranya sudah mendaftar di platform Merdeka Mengajar,” ungkap Kiki.

Pada kesempatan itu, Hetifah mengatakan tantangan sekolah vokasi ada pada mismatch antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, dimana proporsi pengangguran terdidik menjadi yang terbesar. Diungkap Hetifah Kaltim masih kekurangan tenaga ahli kontruksi.

“Kalimantan Timur sebagai provinsi yang menaungi Ibukota Nusantara sudah seharusnya mendapatkan perhatian. Saat ini kita kekurangan tenaga ahli konstruksi untuk pembangunan di IKN dimana diharapkan SDMnya berasal dari masyarakat Kaltim, “ungkap politisi partai golkar itu.

Sepakat dengan Hetifah, Toni, Kepala Sekolah SMK 1 Penajam Paser Utara menegaskan bahwa dalam persiapan menuju Ibukota Nusantara, diperlukan peran sekolah vokasi bukan hanya perangkat dan infrastruktur tetapi juga pendampingan dari perguruan tinggi untuk mengubah mindset guru-guru di SMK.

Pada Forum Diskusi selanjutnya yang diadakan di Politeknik Negeri Balikpapan, Hetifah Sjaifudian dan Kiki Yulianti didampingi oleh Beny Bandanadjaja, Direktur APTV Kemendikbudristek RI berdiskusi bersama dengan rektor-rektor universitas dan direktur politeknik yang ada di Kalimantan Timur.

Dalam pertemuan ini Hetifah, Kiki dan Beny mendengarkan aspirasi dari para perwakilan perguruan tinggi dan politeknik dan mencoba mengurai apa yang menjadi permasalahan mismatch antara perguruan tinggi dan DUDI.

Masih dalam konteks Ibukota Nusantara, Kiki meyakini bahwa diperlukan cara kerja bersama untuk mengembangkan Ibukota Nusantara, karena pasti akan terjadi akulturasi budaya, kebutuhan akan adaptasi cara pandang, cara pikir dan cara kerja. Hal ini membuat pemerintah harus jeli melihat situasi yang dinamis.

Dalam hal ini Hetifah mengingatkan agar terjadi sharing knowledge dari SMK PK kepada SMK – SMK lainnya di Kalimantan Timur, agar Kalimantan Timur mampu menyiapkan smart people untuk kota futuristik dengan kawasan hijau.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version