Dulu Rawan Longsor dan Kumuh, Kini Warga Baru Ilir Balikpapan Bangun Kampung Tangguh Bencana

Kawasan RT 51 Kelurahan Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat, kini menampilkan wajah baru. Wilayah yang dulu rawan longsor dan terkesan kumuh itu perlahan bertransformasi menjadi kampung hijau yang tangguh bencana dan berdaya ekonomi. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Kawasan RT 51 Kelurahan Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat, kini menampilkan wajah baru. Wilayah yang dulu rawan longsor dan terkesan kumuh itu perlahan bertransformasi menjadi kampung hijau yang tangguh bencana dan berdaya ekonomi.

Perubahan ini lahir dari gotong royong warga, dukungan pemerintah, dan sinergi dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU V Balikpapan.

Ketua RT 51, Yusuf, mengisahkan bahwa permukiman mereka dahulu berdiri di atas lahan kosong milik yayasan dan kerap mengalami pergerakan tanah. Kondisi itu berubah setelah warga berinisiatif membuat tanggul serta memasang drum penahan tanah dengan dukungan Pertamina.

“Dulu daerah ini tanah kosong milik yayasan, sempat terjadi longsor. Tapi sejak dibantu Pertamina, kami buat tanggul dan drum penahan tanah, sekarang sudah jauh lebih aman,” ujar Yusuf, Jumat (10/10/2025).

Sebagai bagian dari mitigasi bencana, warga juga memasang sistem peringatan dini (early warning system) berbasis tenaga surya. Alat itu berfungsi mendeteksi pergerakan tanah dan asap kebakaran.

“Sensor ini akan berbunyi kalau ada pergerakan tanah atau asap kebakaran,” tambahnya.

Upaya penataan lingkungan itu kemudian melahirkan program “Kampung Wasiat”, yang berarti kampung waspada, sehat, dan tangguh. Lorong-lorong yang dulunya gelap dan kotor kini disulap menjadi area hijau dan edukatif.
“Dulu lorong itu gelap dan kotor, sekarang anak-anak bisa main, bikin konten. Ada juga IG-nya,” kata Yusuf.

Selain memperkuat kesiapsiagaan bencana, warga juga menggerakkan ekonomi lokal. Melalui kelompok ibu-ibu posyandu, warga mulai memproduksi olahan pangan seperti jahe bubuk, keripik singkong, dan sempol lele.
“Setelah panen, hasilnya dijual, keuntungan masuk ke kas posyandu,” jelas Yusuf.

Ia menambahkan, kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga lingkungan kini tumbuh bersama rasa kepemilikan terhadap wilayah. “Kami sekarang jaga bareng-bareng, ada rasa memiliki,” ujarnya.

Posyandu Sejahtera Dorong Kemandirian Ekonomi Warga

Upaya menjaga lingkungan di RT 51 berjalan seiring dengan tumbuhnya kegiatan pemberdayaan ekonomi warga. Salah satunya digerakkan oleh Posyandu Sejahtera, yang dipimpin oleh Ibu Siti Aminah. Melalui kelompok Wasiat Kaliandra, para ibu rumah tangga di lingkungan itu aktif mengembangkan usaha mikro yang hasilnya mulai terasa.

Menurut Ibu Siti, Posyandu Sejahtera kini memiliki sekitar 25 anak binaan. Selain kegiatan kesehatan, posyandu menjadi ruang bagi warga untuk belajar berwirausaha.
“Dulu sempat dapat bantuan makanan dari Pertamina. Sekarang bantuannya lebih ke fasilitas, seperti mainan anak dan perbaikan kursi posyandu,” ujarnya.

Beberapa produk unggulan kelompok ini antara lain keripik pisang, keripik singkong, stik keju, minuman jahe gula aren, kunyit asam, dan jahe bubuk. Produksi dilakukan bergantian oleh para anggota sesuai dengan jumlah pesanan.
“Kalau pesanan banyak, kita libatkan lebih banyak ibu-ibu. Kalau sepi, ya kita kerjakan seadanya,” kata Ibu Siti.

Dalam sepekan, kelompok ini mampu meraih penghasilan sekitar Rp700 ribu dari penjualan langsung maupun pemesanan daring. Produk mereka telah dipasarkan ke puskesmas dan sejumlah apartemen di Balikpapan, termasuk olahan lele bumbu siap saji yang banyak diminati pelanggan.

“Alhamdulillah, dari kegiatan ini ekonomi warga jadi lebih baik. Kami ingin terus berkembang agar ibu-ibu di sini semakin mandiri,” tutur Ibu Siti Aminah.

Inovasi Sosial Giosel Kurangi Risiko Longsor

Dukungan bagi warga RT 51 datang dari PT KPI RU V Balikpapan yang menggagas inovasi sosial Giosel (Girder Oil Steel Drum). Program ini memanfaatkan drum bekas dari operasional kilang untuk dijadikan penahan tanah di kawasan rawan longsor.

Menurut Donny, Community Development Officer PT KPI RU V Balikpapan, program Giosel merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap keselamatan lingkungan sekitar kilang.
“Wilayah Balikpapan memiliki kontur tanah perbukitan dengan tingkat kemiringan rata-rata 20 persen. Berdasarkan data BPBD, sekitar 85 persen wilayahnya berupa perbukitan dan telah terjadi 144 kejadian tanah longsor serta tanah bergerak selama periode 2024–2025,” ujar Donny.

Uji coba pertama dilakukan di RT 51, sebelum diterapkan di RT 54 dan RT 24 sebagai perluasan program.
“Setelah pilot project di RT 51, kini Giosel juga sudah diterapkan di RT 54 dan RT 24. Total ada tiga RT yang sudah merasakan manfaat langsung dari program ini,” jelasnya.

Berdasarkan kajian internal, struktur penahan dari drum baja itu terbukti efektif mengurangi risiko longsor di kawasan padat penduduk.
“Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan karena menggunakan limbah industri, tetapi juga punya nilai ekonomis dan sosial yang tinggi bagi masyarakat,” tutup Donny.

PT KPI RU V Balikpapan berharap inovasi Giosel dapat diterapkan di lebih banyak wilayah rawan longsor agar manfaatnya dirasakan lebih luas oleh masyarakat.***

Penulis: Amir Syarifuddin & Donny M.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses