Ekspor Balikpapan Terjun Bebas 37,36% di April 2025, Nilai Turun ke US$352,19 Juta
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Kinerja ekspor Kota Balikpapan mengalami penurunan tajam pada April 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, nilai ekspor bulan tersebut tercatat US$352,19 juta, anjlok 37,36% dibandingkan bulan sebelumnya (Maret 2025) yang mencapai US$562,25 juta.
Penurunan ini merupakan yang terdalam sepanjang tahun berjalan, bahkan jauh di bawah capaian Januari (US$447,74 juta) dan Februari.
“Penurunan ekspor sebesar US$210 juta dalam satu bulan ini menjadi sinyal penting bahwa ekonomi berbasis komoditas, terutama migas, sedang mengalami tekanan serius,” ujar Kepala BPS Kota Balikpapan, Marinda Dama Prianto dalam keterangan tertulisnya
Tren Ekspor Balikpapan 2025: Naik-Turun Tajam
| Bulan | Nilai Ekspor (US$ juta) |
| Januari | 447,74 |
| Februari | Tidak tercatat |
| Maret | 562,25 |
| April | 352,19 |
Jika dibandingkan dengan April 2024 yang mencapai US$447,74 juta, maka secara year-on-year, ekspor juga mengalami penurunan sebesar 21,36 persen.
BACA JUGA :
Impor Turut Melemah
Tidak hanya ekspor, nilai impor Balikpapan juga mengalami penurunan. Impor April 2025 tercatat hanya US$256,90 juta, turun signifikan dari bulan sebelumnya (Maret 2025) yang mencapai US$418,00 juta. Ini menandakan bahwa aktivitas perdagangan internasional Balikpapan secara keseluruhan sedang melemah.
| Bulan | Nilai Impor (US$ juta) |
| Januari | Tidak tercatat |
| Februari | Tidak tercatat |
| Maret | 418,00 |
| April | 256,90 |
Sektor Migas Diduga Jadi Biang Turunnya Ekspor
Meski BPS belum merinci sektor penyumbang ekspor April, namun dari tren historis, sektor minyak dan gas (migas) memegang porsi dominan. Penurunan harga minyak global, perlambatan permintaan dari mitra dagang, serta kemungkinan gangguan produksi dan logistik menjadi faktor-faktor yang sangat mungkin mempengaruhi turunnya nilai ekspor tersebut.
Penurunan ekspor dan impor yang terjadi bersamaan bisa berdampak luas pada sektor lain, seperti industri pengolahan, tenaga kerja, jasa logistik, dan konsumsi domestik.
Jika tren ini berlanjut pada Mei dan Juni 2025, Balikpapan dan Kalimantan Timur harus bersiap menghadapi tekanan ekonomi yang lebih berat pada semester kedua.
BACA JUGA

