Elite PBNU dan Aktivis Greenpeace Berdebat Soal Tambang, Istilah ‘Wahabi Lingkungan’ Viral
JAKARTA, inibalikpapan.com — Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdalla dan Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik bersilang pendapat soal praktik pertambangan di Indonesia. Perdebatan berlangsung sengit dalam sebuah forum publik yang tersiar olehKompas TV dan kini viral di media sosial.
Ulil menyebut aktivitas tambang bukan kejahatan dan bisa membawa kebaikan jika semua menjalankannya dengan benar. “Penambangan itu baik. Yang tidak baik adalah bad mining. Penambangan itu bukan kejahatan,” ujarnya sebagaimana inibalikpapan.com kutip dari talkshow Rosi.
Menurut Ulil, sumber daya alam yang Tuhan ciptakan, termasuk mineral dan batuan, bisa semua manfaatkan untuk sebesar-besarnya maslahat umat. Ia juga menyindir sebagian aktivis lingkungan yang menurutnya terlalu menolak tambang secara mutlak. “Ada semangat wahabi lingkungan. Semua harus bersih. Semua harus suci. Itu susah,” kata Ulil.
Iqbal Damanik dari Greenpeace kemudian menanggapi keras pernyataan tersebut. Ia juga menilai penggunaan label “wahabi lingkungan” sebagai bentuk pelecehan terhadap aktivisme lingkungan yang berdasarkan pengalaman masyarakat terdampak.
“Jangan pakai label wahabi untuk aktivis lingkungan. Rakyat kita di sekitar tambang tidak menikmati manfaatnya. Listrik susah, air susah, tanah rusak,” kata Iqbal.
Iqbal juga menantang Ulil untuk menyebut satu saja praktik tambang di Indonesia yang berhasil memulihkan kembali ekosistem sebagaimana tercantum dalam dokumen reklamasi. Ia menyebutkan, sejak 2001 Indonesia telah kehilangan lebih dari 28 juta hektare hutan, dan sebagian besar tidak mendapat restorasi.
Menurut Iqbal, ketergantungan Indonesia pada industri ekstraktif menunjukkan kegagalan dalam membangun ekonomi alternatif yang adil dan berkelanjutan. “Pemerintah kita bisa kok memilih jalan lain, lewat investasi di pendidikan dan teknologi. Kita hanya perlu kemauan politik dan keberanian mengatur korporasi,” ujarnya.
Sementara itu, pernyataan Ulil menuai reaksi publik, termasuk dari kalangan muda Nahdliyin. Roy Murtadho, kader NU dan penulis, menjelaskan pelabelan “wahabi lingkungan” justru mengaburkan perdebatan rasional dan membuka ruang bagi delegitimasi kritik.
BACA JUGA
