Film Animasi ‘Merah Putih: One for All’ Belum Tayang di Balikpapan, Jabodetabek Mulai Diputar

Merah Putih One For All (Foto: Perfiki/Suara)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Film animasi Indonesia Merah Putih: One for All belum ditemukan di layar bioskop Balikpapan-Banjarmasin pada hari perilisan, Kamis (14/8/2025). Pengecekan jadwal resmi siang ini di situs Cinema XXI, Cinepolis, dan CGV menunjukkan judul tersebut tidak tercantum pada daftar tayang E-Walk XXI dan Pentacity XXI di Balikpapan, maupun Studio XXI Duta Mall Banjarmasin.

Sementara itu, di wilayah Jabodetabek, film ini sudah masuk kategori “now showing” di sejumlah lokasi. Termasuk, termasuk Mall Kelapa Gading 3 dan Lippo Mall Kemang, Jakarta, dengan beberapa jam pemutaran. Di kota-kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, dan Medan, film ini juga mulai tayang hari ini.

Merah Putih: One for All berdurasi 70 menit dan diproduksi Perfiki Kreasindo, disutradarai Endiarto dan Bintang Takari, serta diproduseri Toto Soegriwo. Ceritanya mengikuti delapan anak dari latar budaya berbeda. Mereka anak Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa—yang tergabung sebagai Tim Merah Putih di sebuah desa.

Mereka mendapat tugas menjaga bendera pusaka untuk upacara 17 Agustus. Tiga hari sebelum peringatan kemerdekaan, bendera itu hilang secara misterius. Kedelapan anak tersebut pun memulai misi untuk menemukan kembali sang merah putih demi kelangsungan upacara.

Hingga berita ini turun, belum ada keterangan resmi dari pihak jaringan bioskop maupun distributor terkait jadwal pemutaran film di Balikpapan dan Banjarmasin.

Dapat Kritik Tajam

Sebelumnya, cuplikan film yang beredar di media sosial menuai beragam komentar. Beberapa pengguna membandingkan kualitas visual Merah Putih One For All dengan film animasi Indonesia lain, seperti Jumbo, yang mereka nilai telah menetapkan standar baru industri.

“Dengan grafis sekelas Keluarga Somat, ekspektasi pasti rendah. Tapi di sisi lain ini nunjukin sedikit perkembangan animasi Indonesia yang mulai masyarakat lirik bahkan pemerintahan berkat Jumbo. Tapi kok bisa se buru-buru itu ya?” tulis akun @mulia******* pada Jumat (8/8/2025), melansir Suara jaringan inibalikpapan.com.

Komentar senada disampaikan akun @nexu***** yang menganggap kualitas film kurang maksimal.
“Maaf bukan maksud nggak nasionalis ya, tapi jujur film ini kerasa kek hasil tugas proyek PPKn anak SMA seminggu sebelum deadline. Dan saya dengar katanya ni film mau masuk bioskop? Saya rasa ngeliatin kursi bioskop yang kosong selama 2 jam mungkin lebih menghibur daripada nonton ini,” tulisnya.

Akun lain, @fariz*****, menyoroti perbedaan kualitas grafis dengan Jumbo. “Kartunnya creepy banget, jomplang banget sama Jumbo kemarin, padahal sama-sama buatan anak bangsa. Harusnya Jumbo jadi standar kualitas animasi Indonesia, ini malah terkesan downgrade,” tulisnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses