Film ‘No Other Land’ Tentang Genosida Palestina Raih Penghargaan Dokumenter Terbaik Oscar 2025
JAKARTA, inibalikpapan.com – Film dokumenter No Other Land meraih penghargaan Best Documentary Feature dalam Academy Awards ke-97, mengundang perhatian luas dan perbincangan di media sosial.
Karya ini menyoroti penggusuran hingga genosida komunitas Palestina di Tepi Barat oleh militer Israel. Film menampilkan perjuangan seorang aktivis Palestina, Basel Adra, dalam menentang penghancuran desanya, Masafer Yatta, yang akan menjadi area latihan militer.
Film ini juga memperlihatkan hubungan Adra dengan jurnalis Israel, Yuval Abraham, yang turut mengungkap ketidakadilan yang dialami warga Palestina.
Melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com, No Other Land merupakan hasil kolaborasi antara Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor, yang berasal dari latar belakang Palestina dan Israel. Karya ini pertama kali diputar dalam Berlin International Film Festival 2024 dan langsung memenangkan Berlinale Documentary Award serta Panorama Audience Award.
Sejak itu, film ini mendapat banyak penghargaan internasional. Termasuk Audience Award di Copenhagen International Documentary Film Festival dan Busan Cinephile Award di Busan International Film Festival.
Proses pembuatan No Other Land tidak mudah. Para pembuat film menghadapi berbagai hambatan, mulai dari intimidasi, risiko penangkapan, hingga penyitaan alat perekaman oleh militer Israel.
Meskipun mendapatkan banyak pengakuan, film ini belum memiliki distributor resmi di Amerika Serikat, dugaannya karena alasan politik. Saat ini, film tersebut hanya bisa warga tonton melalui platform DocPlay di Australia dan Selandia Baru, serta Channel 4 di Inggris.
Dengan pendekatan dokumenter yang personal dan emosional, No Other Land tidak hanya menyoroti ketidakadilan yang warga Palestina alami. Tetapi juga menggambarkan dinamika hubungan antara mereka yang berada di sisi berbeda konflik. Film ini menjadi salah satu karya dokumenter paling berpengaruh tahun ini. Mengajak dunia untuk lebih memahami kompleksitas realitas di Palestina.***
BACA JUGA
