Film ‘Qorin 2’ Sentil Pejabat dan Orang-Orang yang Munafik, Tayang 11 Desember 2025

Potret Fedi Nuril dalam potongan poster film Qorin 2. (Foto: IMDB)

JAKARTA, inibalikpapan.com – Industri film Indonesia kembali menghadirkan horor bertema sosial lewat Qorin 2, sekuel dari film box office 2022. Film ini tidak hanya menawarkan teror, tetapi juga kritik tajam terhadap fenomena bullying dan penyalahgunaan kekuasaan oleh orang tua, pejabat, hingga pemuka agama.

Dalam konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025), para pemain dan kru membuka acara dengan memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang aktor senior Epy Kusnandar. Suasana haru seketika menyelimuti ruangan.

Produser Susanti Dewi menyebut wafatnya Epy sebagai kehilangan besar bagi industri film Tanah Air.
“Bukan hanya kami tim Qorin 2 yang kehilangan, namun semua insan perfilman kehilangan mentor, sahabat, dan pegiat akting yang inspiratif. Beliau adalah legenda, karya-karyanya akan terus hidup,” ujar Susanti, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Sinopsis Qorin 2

Di bawah arahan sutradara Ginanti Rona dengan naskah Lele Laila, Qorin 2 menampilkan transformasi besar Fedi Nuril. Aktor 43 tahun itu memerankan Pak Makmur, seorang tukang sampah yang hidup dalam kemiskinan setelah istrinya meninggal.

Konflik memuncak ketika anaknya, Jaya (Ali Fikry), menjadi korban perundungan brutal di sekolah. Alih-alih mendapat pembelaan, Makmur justru menghadapi penolakan dari pihak sekolah yang lebih memilih menjaga nama baik.

“Di kepala Pak Makmur adalah ketika cara yang beradab tidak bisa menciptakan keadilan, tidak ada cara lain untuk mendapatkan keadilan itu lewat tangannya sendiri,” kata Fedi Nuril.

Ia mengaku menggali emosi marah yang terpendam untuk menghidupkan karakter tersebut, menggambarkan Makmur sebagai “orang marah yang putus asa”, sebuah kondisi yang menurutnya paling berbahaya.

Mengacu jadwal, Qorin 2 dijadwalkan rilis di bioskop pada 11 Desember 2025, menghadirkan horor yang tidak hanya menakutkan tetapi juga menggugah diskusi tentang kekerasan sosial dan keadilan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses