BALIKPAPAN – Travel ibadah umroh dan haji kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya kasus penipuan jemaah umroh yang dilakukan oleh sejumlah travel seperti First Travel, Abu Tour, hingga Tisa Tour, kali ini tindak penipuan jemaah umroh kembali terjadi.

Permasalahan ini terungkap setelah para korban melapor ke polisi atas tuduhan tindakan penipuan dan penggelapan dana yang dilakukan oleh PT Jaya Mustajab Wisata (JMW) di Mapolres Balikpapan, pada Senin lalu (15/7/2019).

Berjalannya waktu para korban terus bermunculan dan meminta pemilik travel yakni Rusdiani untuk bertanggung jawab. Hingga saat ini, kasus ini masih didalami kepolisian.

“Masih kami dalami, rencananya terlapor dan para korban akan kami panggil dalam waktu dekat,” ujar Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Firta melalui Kasat Reskrim AKP Makhfud Hidayat (24/7/2019).

Kasus penipuan jemaah umroh yang gagal berangkat ini bermula saat JMW mengadakan promo umroh plus city tour ke Turkey dengan biaya sebesar Rp 26,5 juta plus subsidi. Dimana pihak jemaah hanya membayarkan Rp 20 juta saja yang dapat dicicil dengan uang muka Rp 10 juta. Sisanya jemaah bisa melunasinya saat hari keberangkatan. 

“Ya kami disuruh bayar Rp 20 juta aja, sisanya itu dapat subsidi. Nah jemaah boleh bayar Rp 10 juta dulu sisanya nanti pas mau berangkat. Jadinya kan banyak yang mau,” kata salah seorang marketing JMW yang juga sebagai korban bernama Nurhalidah.

Nurhalidah sendiri merasa kesal lantaran ia bertanggung jawab terhadap puluhan jemaah yang dibawanya. Dimana sebanyak 22 orang jemaahnya telah menyetor sejumlah uang ke rekening Rusdiani dan Tulus, namun janji keberangkatan pada 27 Januari lalu sampai saat ini belum terealisasi.

“Janjinya itu kan 27 Januari diberangkatkan, kami padahal sudah bikin paspor, suntik meningitis, biometrik pokoknya lengkap semuanya. Ternyata tidak diberangkatkan, katanya undur tanggal 5 Februari tapi sampai sekarang juga belum diberangkatkan,” terangnya.

Nur sendiri telah mencoba meminta kejelasan oleh pihak JMW melalui Rusdiani dan Tulus namun tidak menemui jawaban. Bahkan nomor kontak Nur di blokir dan pimpinan JMW tak mau menemuinya. Nur yang dituntut oleh jemaah bawaannya itu lantas telah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kejelasan, seperti menemui beberapa kali pihak JMW namun lagi-lagi tak ada jawaban pasti. Alhasil ia dan jemaahnya melaporkan JMW ke polisi.

“Nah kami sudah komunikasi baik lewat telpon maupun lewat WA tapi pimpinannya itu tidak mau menemui saya selaku kordinator jemaah. Ya karena kami merasa bingung, semua sudah kami coba dengan cara baik-baik tapi nggak ada kejelasan, malah telpon saya sekarang tidak diangkat. Ya jadinya kami melaporkannya ke Polisi,” ungkapnya.

Salah seorang jemaah bernama Raudah (48) mengaku kecewa dengan pihak JMW yang tidak memberangkatkannya. Padahal ia dan suaminya telah menyetor uang DP sebesar Rp 20 juta namun belum diberangkatkan. Sehingga ia meminta Nur untuk mencari kejelasan lantaran para jemaah tidak mengenal Rusdiani dan Tulus. Raudah bersama sang suami telah menyetor uang kepada Rusdiani namun tak kunjung diberangkatkan.

“Kurang ajar memang, saya sama suami sudah setor uang ke mereka tapi belum juga diberangkatkan. Makanya kami tanyakan terus ke dia (Nur) karena dia yang kenal dan tahu bosnya, kami mana tahu,” keluhnya.

Diketahui Nur sendiri merupakan mantan jemaah JMW yang diajak Rusdiani untuk mencarikan calon jemaah dengan promo umroh plus city tour ke Turkey. Pada Desember 2018 ia pun berhasil mendapatkan 22 orang jemaah dengan total uang yang disetor sebesar Rp 215 juta. Namun sayangnya pihak JMW tidak memberangkatkan para jemaah hingga sampai saat ini tak ada kejelasan. Jemaah JMW yang mengalami hal serupa tidak hanya dari Balikpapan melainkan dari daerah lain seperti Pontianak dan lainnya.

Sementara itu, dikonfirmasi kepada Direktur PT JMW, Rusdiani mengatakan bahwa dirinya juga mengalami tindak penipuan yang membuatnya merugi. Dimana saat Desember tahun 2018 ia bertemu dengan seseorang yang menjanjikannya sebuah proyek. Dimana hasil dari proyek tersebut akan dijadikan program subsidi jemaah. Namun ia baru sadar pada Februari lalu bahwa dirinya ditipu, hingga akhirnya ia belum bisa memberangkatkan jemaah lantaran belum ada dana membayar sisanya.

“Desember kemarin saya info ke calon jamaah bahwa saya sedang ada proyek, jadi hasil dari proyek untuk program subsidi. Hal tersebut sesuai yang saya dapat info dari rekan saya. Akhir nya ada program DP 10 juta, pulang umroh baru bayar sisa nya. Saya tahu dan sadar bahwa saya di tipu pada bulan Februari lalu,” ungkap Rusdiani dikonfirmasi melalui pesan whatsapp.

Rusdiani berjanji akan mengembalikan uang jemaah dalam waktu dekat. Saat ini dirinya tengah menunggu pinjaman dana untuk mengembalikan pada para jemaahnya.

“Saat ini saya sedang menunggu dana untuk pengembalian dana jamaah-jemaah tersebut. Saat ini saya tinggal nunggu realisasi, semoga dalam waktu dekat,” pungkasnya. 

Untuk diketahui PT JMW sendiri baru dua tahun berdiri di Balikpapan dengan berkantor di kawasan Ruko Balikpapan Baru. Namun pada Januari lalu kantor tersebut tutup. PT JMW sendiri berkonsorsium dengan PT Shabilla Eraldo Tour & Travel sebagai travel resmi yang akan memberangkatkan para jemaah. Sejatinya PT JMW telah berhasil memberangkatkan sejumlah jemaah melalui PT Shabilla Eraldo, namun belakangan tertimpa masalah hingga akhirnya berdampak pada para jemaah yang gagal diberangkatkannya. Kasus ini pun masih didalami oleh pihak kepolisian.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version