BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Perusahaan Migas asal Italia, Eni telah memulai produksi gas pertamanya dari Proyek Pengembangan Lapangan Merakes di Wilayah Kerja (WK) East Sepinggan pada hari Rabu (28/4).

Proyek tersebut merupakan pengembangan lapangan gas laut dalam di Cekungan Kutai atau Kutai Basin yang berlokasi di Selat Makassar, dengan kedalaman air laut kurang lebih 1.500 meter.

Proyek dengan investasi US$ 1,3 miliar ini, diperkirakan akan menambah produksi gas nasional sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada saat puncak produksi, yang dihasilkan dari 5 sumur yaitu sumur Merakes-3, Merakes-4, Merakes-5, Merakes-6 dan sumur Merakes-7.

Gas yang diproduksi dari 5 sumur tersebut dikumpulkan di manifold bawah laut untuk kemudian dialirkan melalui pipa ke Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang berjarak sekitar 45 Km dari manifold Merakes.

FPU ini sebelumnya telah beroperasi sebagai fasilitas produksi dari lapangan Jangkrik WK Muara Bakau yang dioperasikan Eni Muara Bakau B.V. Setelah diolah di FPU, gas tersebut disalurkan ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah melalui jaringan pipa ekspor Jangkrik yang sudah ada.

Proyek ini membutuhkan usaha yang cukup keras karena adanya pandemi COVID-19 yang muncul sejak awal tahun 2020. Pandemi covid-19 menuntut dilakukannya beberapa penyesuaian atau perubahan di lapangan

Antara lain jadwal kerja yang sebelumnya dua minggu kerja menjadi lima minggu kerja, termasuk satu minggu karantina sebelum ke lapangan. Adaptasi kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan dan lain sebagainya.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam Peresmian Proyek Merakes secara daring menyampaikan, produksi gas Lapangan Merakes akan menambah suplai gas untuk Provinsi Kaltim.

Sehingga dia mengapresiasi, Managing Director Eni Indonesia, Diego Portoghese dan seluruh tim dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Eni East Sepinggan Ltd. sehingga proyek ini dapat onstream dengan lancar dan tanpa adanya fatality.

“Sebagian besar akan diprioritaskan untuk konsumen domestik antara lain industri pupuk dan kelistrikan di Kalimantan Timur serta diolah di Kilang Bontang menjadi LNG. Harapan kami, dengan adanya kepastian pasokan suplai gas bagi industri, akan memberikan multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian daerah dan nasional”, jelas Dwi.

Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan & Sulawesi, Syaifudin menbambahkan, dari produksi gas Lapangan Jangkrik WK Muara Bakau dan tambahan produksi gas dari Lapangan Merakes WK East Sepinggan maka FPU akan beroperasi pada kapasitas produksi optimal sebesar 750 MMSCFD.

“Dengan demikian Eni akan menjadi produsen gas terbesar di wilayah Kalimantan dan Sulawesi saat ini,” ujarnya

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version