BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com –  Masyarakat yang tergabung dalam Muslim Bersatu Balikpapan mengecam Rektor Institut Tekhnologi Kalimantan (ITK) Profesor Budi Santosa yang dianggap telah mengeluarkan ujaran kebencian terhadap umat Islam.

Mereka melakukan aksi damai di depan Kantor DPRD Jalan Jenderal Sudirman pada Jumat (13/05/2022). Mereka menyayangkan tulisan rektor IKT di media sosial yang menginggung perasaan umat Islam.

“Balikpapan ini sebenarnya kondusif damai, tetapi ada yang merusak dengan narasai-narasi, kalau memakai kerugdung itu manusia gurun. Ini sangat menyinggung perasaan terutama umat Islam di Baikpapan,” ujar Penanggungjawab Aksi Abdul Rais kepada awak media.

Dia menyayangkan tulisan seperti itu. Apalagi ITK berada di Kota Balikpapan yang cintai damai dan sangat kondusif. “Narasi=-nasrasi seperti ini harus dihilangkan, karena tidak cocok dengan slogan Balikpapan,” ujarnya.

Kata dia, PBB pun kini memerangi Islamphobia karena bukan zamannya lagi. Dia juga menyinggung, narasi-narasi yang selalu dikaitkan dengan Islam, seperti intoleran, terorissme atau radikalisme.

“Sesuai kesepakatan Majelis Umum PBB bahwa dunia sudah memerangi Islamphobia. Jadi narasi-narasi seperti Islam dilengketkan intoleran, Islam dilengketkan teroris, Islam dilengketkan radikal itu sudah tidak zaman lagi,” ujarnya

“Jadi Amerika sebagai mbahnya kapital, mbahnya demokrasi sudah menghilangkan itu. Jadi untuk itu seharusnya Indonesia mengikuiti langkah-langkah PBB itu,” imbuhnya.

Kembali dia mengingatkan, narasi-narasi yang menyinggung SARA agar tidak ada di Kota Balikpapan. “Karena Kota Balikpapan, Kota Sejuk, Kota Damai, Kota Kondusif, tidak di kotori narasi-narasi yang seperti itu,” ujarnya

“Setelah itu ada yang namanya si Budi, si Budi ini mengeluarkan statement, mengelaurkan ujaran, membenci terhadap SARA, yang menghujat khususnya agama Islam,” akunya.

Dia menambahkan, seharusnya rektor yang merupakan akademisi lebih banyak bicara soal dunia pendidikkan, bukan agama. “Tidak pantas rektor mengucapkan itu, apalagi dia dari kalangan akademisi,” ujarnya.

“Harusnya rektor itu bersaing dalam dunia pendidikkan, bukan mencampuri dalam agama yang dia bukan ustad, dia bukan Kyai.” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version