Gubernur Kaltim Singgung Perubahan Iklim yang Semakin Tak Bisa Diprediksi di Apel Kesiapsiagaan Bencana 2025
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Kodam VI/Mulawarman bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Apel Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Alam Tahun 2025 di Lapangan Makodam VI Mulawarman, Balikpapan, Sabtu (22/11/2025) pukul 08.00 Wita.
Ratusan personel TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Damkar, Satpol PP, serta relawan dan organisasi kemasyarakatan ikut hadir, menunjukkan kesiapan menghadapi potensi bencana di Kaltim dan Kaltara.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, memimpin apel secara langsung. Ia menekankan pentingnya respons cepat dan terukur di tengah ancaman perubahan iklim ekstrem.
“Perubahan iklim yang semakin tidak terprediksi menuntut kesiapsiagaan yang lebih terstruktur, cepat, dan terukur. Kesiapsiagaan bukan hanya soal personel dan peralatan, tetapi juga kekompakan,” ujar Rudy Mas’ud.
Ia menegaskan penanganan bencana harus melibatkan seluruh elemen negara dan masyarakat. “Kita harus bergerak sebagai satu kesatuan yang solid agar masyarakat terlindungi. Kolaborasi adalah kunci utama, mulai dari tahap mitigasi, evakuasi, hingga pemulihan pasca-bencana,” tambahnya.
Gubernur mengapresiasi Kodam VI/Mulawarman karena rutin menginisiasi kegiatan proaktif memperkuat koordinasi dan komunikasi antarlembaga.
Selain apel, panitia memeriksa kesiapan pasukan, defile satuan, dan alat utama penunjang operasi (Alkap). Pemeriksaan mencakup kendaraan taktis, alat evakuasi, logistik darurat, dan sistem komunikasi terintegrasi. Fokus tahun ini tertuju pada integrasi informasi dan percepatan respons di lokasi bencana.
“Saya berharap apel ini menjadi momentum untuk memperbarui komitmen kita bersama. Peralatan harus siap, komunikasi harus terbuka, dan setiap personel harus memahami perannya. Keselamatan warga adalah prioritas tertinggi,” kata Rudy Mas’ud.
Gubernur menjelaskan, Kaltim memiliki wilayah luas dan dinamis, dengan lebih dari seribu desa dan kawasan pesisir yang rentan terhadap banjir, tanah longsor, abrasi pantai, puting beliung, dan tsunami.
“Kita semua tentu berharap bencana tidak terjadi. Namun langkah antisipatif wajib disiapkan sejak dini. Sarana, prasarana, alat komunikasi hingga kendaraan operasional harus setiap saat siap bergerak,” katanya.
Ia menekankan pentingnya edukasi masyarakat tentang penyelamatan diri, jalur evakuasi, dan pengetahuan kebencanaan. Rudy Mas’ud menyoroti lokasi berisiko tinggi, termasuk bangunan bertingkat dan wilayah terkait proyek strategis nasional seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Indonesia termasuk negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Karena itu kesiapan dan disiplin adalah harga mati. Ketangguhan Kaltim dalam menghadapi bencana ada di tangan kita semua,” katanya. / ADV Diskominfo Kaltim
BACA JUGA
