Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik ke Level IV, BNPB Relokasi dan Bangun 500 Rumah Aman
KUPANG, Inibalikpapan.com – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus berfluktuasi. Menurut laporan PVMBG, Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini berada dalam Status Level IV (Awas) sejak erupsi yang terjadi pada 18 Mei 2025.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, menegaskan bahwa tidak ada opsi selain evakuasi dan relokasi warga keluar dari radius 7 kilometer dari pusat aktivitas vulkanik.
“Melihat eskalasi dan status yang tak pernah turun dari Level III, keputusan relokasi adalah langkah mutlak demi keselamatan warga,” ujar Suharyanto dalam siaran pers, BNPB.
500 Unit Hunian Tetap Akan Dibangun di Noboleto
Sebagai langkah nyata, lokasi Hunian Tetap (Huntap) telah ditetapkan di Noboleto dengan target pembangunan 500 unit rumah. Proses ini akan dilakukan melalui kolaborasi lintas kementerian, termasuk Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, serta dukungan PLN dan Balai Besar Wilayah Sungai untuk penyediaan air bersih dan listrik.
“Semua pihak akan bekerja sesuai peran masing-masing. Kita pastikan masyarakat mendapatkan hunian yang aman, legal, dan layak huni,” tambah Suharyanto.
Pemerintah juga telah membangun rumah contoh agar warga dapat melihat langsung kondisi dan fasilitas huntap yang direncanakan.
BACA JUGA :
450 KK Sudah Tempati Hunian Sementara, Huntap Jadi Prioritas Lanjutan
Dalam enam bulan terakhir, 450 kepala keluarga telah menempati hunian sementara (huntara) tahap I dan II, lengkap dengan akses listrik dan air bersih. Kini pemerintah sedang melanjutkan pembangunan tahap III.
“Namun, seperti namanya, huntara hanya bersifat sementara. Huntap adalah solusi jangka panjang yang lebih layak,” tegas Suharyanto.
Pemerintah memastikan tidak ada warga yang kembali ke zona bahaya, dan seluruh proses relokasi dilakukan melalui pendekatan persuasif dan partisipatif dengan masyarakat.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasi atas respon cepat dan dukungan penuh pemerintah pusat dalam penanganan erupsi Lewotobi.
“Mulai dari bantuan Dana Siap Pakai, huntara, huntap, hingga Dana Tunggu Hunian — semuanya adalah bentuk nyata perhatian negara terhadap rakyatnya,” ujar Emanuel.
Ia berharap semangat gotong royong dan sinergi antarinstansi dapat mempercepat proses relokasi dan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak bencana.
Antisipasi Kekeringan: BNPB Bangun Sumur Bor di 13 Kabupaten NTT
Tak hanya fokus pada bencana vulkanik, BNPB juga menyalurkan Dana Siap Pakai untuk membangun sumur bor di 13 kabupaten sebagai langkah antisipatif menghadapi musim kemarau.
Salah satu lokasi yang telah ditinjau adalah Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang. Sumur bor sedalam 60 meter ini telah menyediakan air bersih untuk 300 jiwa.
“Air bersih penting bukan hanya untuk kebutuhan harian, tapi juga untuk mencegah stunting dan menjaga kesehatan anak-anak,” kata Sekretaris Utama BNPB, Rustian saat peninjauan.
Ia juga menegaskan pentingnya perawatan sumur bor agar kebermanfaatannya bisa berkelanjutan.
BACA JUGA

