Hadirkan Teror Malam Satu Suro di Layar Lebar, Film ‘Sengkolo’ Bakal Hantui Bioskop Mulai 22 Januari 2026

Kisah mistis yang berakar dari tradisi Jawa segera hadir di bioskop. Film Sengkolo: Petaka Satu Suro mengangkat mitos tentang sengkolo—energi negatif yang sejumlah orang yakini membawa rangkaian kesialan dalam hidup manusia—dan jadwalnya tayang pada 22 Januari 2026. (Foto: IMDB)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Kisah mistis yang berakar dari tradisi Jawa segera hadir di bioskop. Film Sengkolo: Petaka Satu Suro mengangkat mitos tentang sengkolo—energi negatif yang sejumlah orang yakini membawa rangkaian kesialan dalam hidup manusia—dan jadwalnya tayang pada 22 Januari 2026.

Mengutip Suara, jaringan inibalikpapan.com, cerita film ini menelusuri makna sengkolo yang telah lama hidup dalam kepercayaan masyarakat Jawa. Sengkolo dipahami sebagai manifestasi malapetaka yang menimpa seseorang akibat pelanggaran pantangan adat atau kelalaian dalam bersikap, terutama saat memasuki waktu-waktu yang dianggap keramat.

Korban sengkolo kerap tergambar mengalami kegelisahan yang muncul tiba-tiba, serta kejadian janggal berulang hingga sakit tanpa penjelasan medis yang jelas. Salah satu pemicu utamanya adalah kecerobohan saat Malam Satu Suro, momen sakral yang diyakini sarat energi gaib. Mereka yang memiliki weton tertentu atau kondisi spiritual yang rapuh disebut lebih rentan mengalami petaka niskala tersebut.

Aktris Aulia Sarah didapuk sebagai pemeran utama. Bintang KKN di Desa Penari itu akan beradu peran dengan Dimas Aditya, memperkuat atmosfer mencekam yang dibangun melalui lapisan mitos dan konflik psikologis para tokohnya.

Produser Raam Punjabi menyebut film ini dirancang untuk menghadirkan horor yang dekat dengan keseharian penonton Indonesia. Tradisi lokal dijadikan sumber cerita utama agar terasa relevan, membumi, dan tetap menegangkan.
“Melalui Sengkolo: Petaka Satu Suro, kami ingin menghadirkan horor yang dekat dengan keseharian penonton Indonesia, sekaligus mengangkat kembali kekayaan tradisi lokal sebagai sumber cerita yang kuat dan relevan,” ujarnya.

Di balik teror yang ditampilkan, film ini juga menyelipkan pesan moral tentang prinsip eling lan waspada—kesadaran dan kewaspadaan dalam bertindak—sebagai pengingat agar manusia tidak abai terhadap nilai-nilai yang dipercaya dapat mencegah petaka.***