Hamas Katakan Akan Gunakan Mekanisme Baru Untuk Pertukaran Sandera Mendatang
DUBAI, Inibalikpapan.com – Hamas katakan bahwa pertukaran tahanan Palestina dengan jenazah sandera Israel akan memberlakukan mekanisme baru yang menjamin kepatuhan Israel.
Dikutip dari Reuters, Hamas akan umumkan tanggal pertukaran pada waktu yang tepat,.
Hamas juga mengatakan bahwa pihaknya belum menerima proposal tentang fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Padahal pihaknya siap untuk melanjutkannya guna menyelesaikan semua fase.
Sumber Mesir mengatakan pada Rabu (26/2/2025) bahwa para mediator telah mencapai kesepakatan untuk membebaskan tahanan Palestina yang awalnya akan dibebaskan oleh otoritas Israel Sabtu lalu.
Hamas setuju untuk membebaskan jenazah sandera terakhir yang termasuk dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Akhir dari kebuntuan selama berhari-hari atas pertukaran sandera dengan tahanan Palestina bersamaan dengan pemakaman keluarga Bibas setelah Hamas serahkan penyerahan jenazah Kfir Bibas yang berusia sembilan bulan, saudara laki-lakinya yang berusia empat tahun Ariel dan ibu mereka Shiri minggu lalu.
Dua sandera balita itu diculik 7 Oktober 2023 dan tewas beberapa minggu setelah itu.
Yarden Bibas, ayah dari anak laki-laki tersebut, yang ditangkap secara terpisah dari keluarganya, dibebaskan selama pertukaran sandera dan tahanan awal bulan ini.
Hamas mengatakan anak-anak laki-laki dan ibu mereka tewas dalam serangan udara Israel. Tetapi Israel mengatakan memiliki bukti intelijen dan forensik yang menunjukkan bahwa mereka dibunuh oleh para penculik mereka dengan menggunakan tangan kosong.
Mediator Mesir konfirmasi bahwa mereka telah mengamankan terobosan yang memungkinkan penyerahan empat jenazah sandera terakhir yang akan diserahkan pada tahap pertama minggu ini setelah kebuntuan selama berhari-hari.
Israel menolak membebaskan lebih dari 600 tahanan dan tahanan Palestina pada hari Sabtu setelah menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan melakukan apa yang dianggapnya sebagai penyerahan sandera publik yang ofensif di Gaza.
Dengan berakhirnya gencatan senjata selama 42 hari pada hari Sabtu, masih belum jelas apakah perpanjangan akan disetujui atau apakah negosiasi dapat dimulai pada tahap kedua kesepakatan, yang akan membebaskan 59 sandera terakhir yang tersisa di Gaza.
Hamas mengatakan bahwa, sejauh ini, mereka belum menerima proposal untuk tahap kedua.
Meskipun mengalami banyak kendala, kesepakatan gencatan senjata sejauh ini berhasil.
Tetapi tahap kedua bisa lebih sulit apalagi terkait kesepakatan tentang berbagai isu yang terbukti mustahil sejak masa lalu.
Kesepakatan terseut termasuk masa depan Gaza dan Hamas pascaperang karena Israel ingin menyingkirkan Hamas dari tanah tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, kesepakatan itu tertunda sebentar ketika Hamas menyerahkan jenazah seorang wanita tak dikenal sebagai ganti Shiri Bibas sebelum menyerahkan jenazah yang benar keesokan harinya.
Brigade Al-Nasser Salah al-Deen, kelompok militan yang bermarkas di Gaza dan bersekutu dengan Hamas, mengatakan di saluran Telegramnya bahwa mereka akan membebaskan jenazah sandera Ohad Yahalomi pada hari Kamis, tetapi tidak jelas kapan tiga jenazah lainnya akan menyusul.
BACA JUGA

