BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Membaca banyaknya komentar warga di Instagram Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud pada postingan saat melaksanakan ibadah umroh Ramadhan, menggambarkan besarnya harapan kepada Pak Wali sebagai pemimpin kota, untuk mengatasi sejumlah persoalan kota. 

Semakin banyaknya  muncul persoalan kota, menunjukkan kota itu maju, hidup, terus bergerak, dinamis dan tumbuh. Ini yang terjadi pada Balikpapan, sebagai kota penyanggah IKN. Dampaknya sudah mulai terasa saat ini.

Namun memang, diperlukan sikap bijak dalam berkomentar. Ini juga untuk menunjukkan bahwa netizen adalah warga kota maju. Ciri warga kota maju, antara lain positive thinking, open mind, toleran. 

Sebagai manusia, terlebih sebagai seorang muslim yang taat, Walikota Rahmad Mas’ud  tentu melaksanakan perintah agamanya, salah satunya melaksanakan ibadah umroh. 

Apalagi umroh Ramadhan, itu momen yang sangat didamba-dambakan seorang muslim. Jadi, ketika Pak Wali melaksanakan ibadah umroh, ya jangan dipersoalkan. Ini urusan Pak Wali dengan Allah. 

Pak Wali memenuhi panggilan Allah. Sebagai manusia, kita gak punya hak menyoal kenapa pergi di saat jalanan macet, apalagi melarangnya. itu namanya dzolim. 

Gak baik punya sikap seperti itu. Jika netizen muslim, segeralah istighfar. 

Saya ingat kalimat ustadz saya, bahwa ibadah umroh ini bukan persoalan kemampuan membiayai untuk berangkat, tapi soal panggilan Allah. Nggak sedikit orang kaya, lebih dari mampu, tapi gak mau melaksanakan ibadah umroh dengan berbagai alasan; belum mendapat panggilan, belum ada hati, masih sibuk urusan ini itu dan sebagainya. yang terjadi pada Pak Wali justeru, punya kemampuan secara materi, dan alhamdulillah mendapat undangan dari Allah, bahkan bersama keluarga. MasyaAllah.  

Sebagai warga Balikpapan, seharusnya bersyukur punya walikota yang taat dalam  beragama, istiqomah bahkan tawadhu. Ini modal penting menjadi pemimpin. 

Berkali-kali beliau sampaikan bahwa menjadi walikota itu bagi beliau adalah pengabdian. Kalau nggak salah, begini kalimat Pak Wali,”Saya wakafkan diri saya dalam memimpin Balikpapan untuk lebih maju dan sejahtera.” 

Rasanya komitmen ini sudah cukup bagi warga Balikpapan, sebagai jaminan dari Pak Wali bahwa beliau akan bersungguh-sungguh bekerja melayani masyarakat Balikpapan. 

Karena secara materi, rasanya beliau sudah cukup untuk menafkahi keluarganya, bahkan alhamdulillah lebih. Menjadi walikota bagi seorang Rahmad Mas’ud, bukan untuk mencari materi. 

Tapi pengabdian. Sekali lagi, rasanya kita tak perlu meragukan komitmen itu. 

Sejumlah program yang dijanjikan di masa kampanye, tunai dilaksanakan. Sebut saja antara lain program subsidi iuran BPJS khususnya untuk pelayanan kelas 3.

Sebanyak 80 persen bahkan lebih Warga Balikpapan tak perlu lagi membayar iuran BPJS. Karena sudah dibayarkan oleh Pemkot Balikpapan, sebagai program prioritas yang dicanangkan Walikota Rahmad Mas’ud.

Begitu juga soal bantuan seragam sekolah, pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan, baik rumah sakit dan sekolah yang sudah dan sedang dalam pembangunan. 

Begitu juga program penanggulangan banjir, yang salah satunya proyek di depan Global Sport dan sisi lain di MT Haryono.

Ketika proyek pembangunan ini berdampak pada masyarakat, khususnya kemacetan akibat pengalihan arus karena ditutupnya jalan depan Global sport, sebaiknya kita berbesar hati untuk lebih sabar. 

Mencaci maki di media sosial hanya karena urusan jalan macet, harus memutar arah dan sebagainya, bukanlah ciri masyarakat kota maju seperti Balikpapan.  Kecuali Anda buzerRp, yang memang memilih profesi itu untuk mencari nafkah, itu persoalan lain.

Saran saya, segeralah insyaf, kembali ke jalan yang benar. Karena uangnya sudah pasti nggak barokah. 

Belum lagi jika Anda berkomentar hanya untuk kepentingan politik menjelang Pilkada 2024, itu jelas langkah yang salah. 

Kasihan warga Balikpapan. Otak dan hatinya dicekoki oleh narasi-narasi yang hanya akan membuat mereka sesat berpikir. Kasiang eh.

Saya mendengar gosip yang saya sendiri hingga kini tak ingin mempercayainya, bahwa keributan di jagat medsos soal proyek depan Global Sport itu hanyalah sebuah upaya menggagalkan proyek penanggulangan banjir di Balikpapan.

Karena jika proyek ini sukses, maka memberi sentimen positif terhadap Walikota Rahmad Mas’ud . Kemudian muncul tagar #cukupsatuperiode. 

Saya nggak percaya, ada gerakan menggagalkan proyek ini hanya karena motif politik. Cupat sangat. Proyek ini untuk kepentingan warga Balikpapan. Sehingga kalau mau digagalkan, mendorong-dorong kontraktornya diputus pekerjaannya, kemudian muncul persoalan hukum, proyek tertunda, terbengkalai, besar sekali dosa politiknya. Sekali lagi, saya tidak percaya dengan gosip ini.

Kalaupun benar ada gerakan jahat itu, semoga warga Balikpapan tidak ikut mensukseskannya, dengan ikut memberi komentar yang hanya akan memperkeruh suasana. 

Jangan sampai warga Balikpapan yang dikenal cerdas,  maju dan modern ini, menjadi korban dari gerakan jahat tadi. 

Proyek normalisasi DAS Ampal ini sangat strategis, untuk mengatasi banjir yang sudah menjadi persoalan tahunan. 

Warga Balikpapan harus bertekad melawan gerakan jahat menggagalkan proyek penanggulan banjir.

Kembali ke Walikota Rahmad Mas’ud. Sebagai walikota, pimpinan sebuah institusi bernama Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, tentu memiliki perangkat untuk mensukseskan kerja-kerja pelayanan kepada masyarakat. 

Walikota tidak sendiri dalam bekerja. Ada sistem yang menggerakkan roda organisasi. Ada Sekretaris Daerah (Sekda), ada asisten sekda, ada pula kepala OPD yang memimpin perangkat kerja. Sistem dan organisasi ini sudah lama terbentuk dan mapan. 

Tentu masih tetap ada sisi kekurangannya. Inilah tantangan Pak Wali bersama jajarannya untuk semakin memperkuat sistem demi memberi layanan terbaik untuk warganya. 

Nah, ketika Pak Wali melaksanakan umroh, ya jangan menyoal,”Kenapa pergi, sementara Balikpapan macet!” Ada Sekda yang memimpin organisasi ketika Pak Wali berhalangan, ketika wakil walikota dalam kekosongan. 

Ada kepala OPD yang memimpin bidang-bidang kerjanya. Semua ini sistem. Dan itu sudah berjalan. Tidak bisa juga serta merta kita menyoal Pak Wali, dan melarangnya melaksanakan ibadah hanya karena jalanan macet. 

Ada juga warga yang merespon komentar Pak Wali, ”jika ada jalan yang rusak, beritahu saya untuk ditindaklanjuti’, dengan komentar kira-kira begini, “Kok warga yang diminta melaporkan? Kemana staf walikota? Kita disuruh jadi fotografer, lah dinasnya kemana aja?” 

Hebatnya Pak Walikota, tetap sabar menjawab satu persatu komentar yang gak bijak ini. Sudah diberi kesempatan oleh Pak Wali untuk memberi masukan, malah dikomentari dengan kalimat yang –sekali lagi– tidak menggambarkan sebagai warga kota maju, modern. 

Dalam sistem perencanaan pembangunan, ada tahapan yang lumayan panjang untuk menyerap aspirasi masyarakat, tentang kebutuhan pembangunan di wilayahnya. Terkecil adalah wilayah RT. 

Namanya musrembang. Setiap tahun, digelar rapat mulai tingkat RW. Petugas kelurahan ikut di dalam rapat. Ada para ketua RT dan Ketua RW-nya. Di situ, staf kelurahan mencatat masukan ketua RT dan Ketua RW, soal kebutuhan di wilayahnya. Kemudian masukan tadi dibawa ke musrembang tingkat kecamatan, hingga berakhir di meja ketua Bappeda. Kemudian dimasukkan dalam perencanaan pembangunan, dibahas di DPRD dalam rapat berkali-kali. Panjang prosesnya. Lah, ini Pak Wali potong jalur, minta masukan dari warga, kok malah ditanggapi begitu? Kasiang.

Ya, semoga Pak Walikota selalu diberi kesehatan untuk terus dapat memimpin kota tercinta Balikpapan. Sukses dengan sembilan program prioritasnya. Semangat terus untuk menjadi pelayan rakyat. 

Kepada warga Balikpapan pun kita terus mendoakan agar selalu diberi kesehatan dan kesuksesan. Perlu bijak dalam bermedia sosial, perlu kelapangan hati untuk menjadi warga yang ingin kotanya maju berseri.  Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Mohon maaf lahir dan batin. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version