Harga TBS Sawit Kaltim Melonjak, Tertinggi Capai Rp 3.111 per Kg
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Setelah sempat terpuruk dalam beberapa pekan terakhir, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kaltim kembali menunjukkan tren positif.
Seluruh kelompok umur tanaman sawit mengalami kenaikan harga yang signifikan, membawa angin segar bagi petani plasma, terutama mereka yang tergabung dalam kemitraan dengan pabrik kelapa sawit (PKS).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi M. Siddik, menyebut bahwa lonjakan ini didorong oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dan kernel (inti sawit) di pasar global.
“Kenaikan ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani sawit, khususnya mereka yang sudah bermitra dengan PKS,” ujar Andi dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2025).
Daftar Harga TBS Berdasarkan Umur Tanaman: Tertinggi Capai Rp 3.111 per Kg
Berdasarkan keputusan periode 16–31 Juli 2025, harga rata-rata CPO ditetapkan sebesar Rp 13.493,64/kg, sementara harga kernel sebesar Rp 10.818,27/kg, dengan indeks K sebesar 89,09%.
Harga TBS menurut umur tanaman sawit:
- 3 tahun: Rp 2.739,40/kg
- 4 tahun: Rp 2.920,95/kg
- 5 tahun: Rp 2.939,02/kg
- 6 tahun: Rp 2.970,77/kg
- 7 tahun: Rp 2.988,81/kg
- 8 tahun: Rp 3.011,18/kg
- 9 tahun: Rp 3.074,93/kg
- 10 tahun: Rp 3.111,01/kg
Kenaikan ini menandai pemulihan harga sawit setelah beberapa waktu tertekan akibat gejolak pasar global.
Kemitraan Plasma Jadi Perisai dari Permainan Harga Tengkulak
Andi M. Siddik menegaskan bahwa harga tersebut merupakan harga referensi resmi untuk petani yang telah menjalin kemitraan dengan perusahaan PKS, terutama skema kebun plasma.
“Dengan pola kemitraan, petani tidak lagi dipermainkan tengkulak. Harga lebih transparan dan sesuai pasar. Ini langkah konkret menuju kesejahteraan,” tegasnya.
Pemprov Kaltim terus mendorong perluasan skema kemitraan agar petani swadaya juga mendapat perlindungan harga dan akses pasar yang adil.
Sawit Harus Jadi Pilar Ekonomi Inklusif di Penyangga IKN
Kenaikan harga TBS ini menjadi peluang strategis bagi Pemprov Kaltim untuk menata ulang rantai pasok sawit. Pemerintah harus hadir memperkuat posisi petani — bukan hanya petani plasma, tetapi juga petani swadaya — dalam sistem nilai industri sawit.
Di tengah persiapan Kaltim sebagai penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN), penguatan sektor perkebunan sawit berkelanjutan bisa menjadi pilar pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus mendorong distribusi kesejahteraan yang lebih merata. / Info Publik
BACA JUGA
