BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Teluk Balikpapan kembali tercemar lagi, Padahal baru Jumat (20/07) lalu, Teluk Balikpapan juga tercemar oleh kemungkinan limbah minyak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto terlihat berang karena terjadi ulang-ulang. Suryanto berjanji akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku.

“Kalau memang benar ya berulang-ulang, ya sanksi nya akan sangat besar sekali kita kenakan, karena keterlaluan, berkali-kali masa gak baca media hari ini, kita disibukkan, kita membersihkan,” kata Suryanto (23/7/2018).

Menurutnya, Pemerintah Kota Balikpapan menunggu hasil laboratorium, termasuk foto satelit yang saat ini diajukan Pertamina. Termasuk data dari KSPO terkait data kapal yang berlabuh.

“Hari ini ada lagi, ini ada dua kemungkinan ini apa yang kemarin juga apa ada baru lagi, nunggu lab, nunggu foto satelit nunggu lagi data kapal yang sedang berlabuh pada saat kejadian,” ujarnya.

“Kalau Laboratorium DLH hari ini selesai, kalau laboratorium Pertamina sudah selesai, nah tinggal menunggu laboratorium KLHK. Kan Pertamina sudah ambil sample, DLH sudah ambil, tadi KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup) sudah ambil sample lagi, nanti dari tiga ini kita jadikan satu,”jelasnya.

Suryanto menjelaskan dengan menggunakan foto satelit dapat mengetahui kapan kejadian, sumber limbah atau kapal yang membuang limbah, termasuk kapal yang berlabuh ketika kejadian dan jenis limbah misalnya minyak.

“Dulu juga waktu tumpahan minyak saya rapat di Pertamina langsung saya sarankan cari foto satelit, ternyata dapat, kelihatan sebarannya. Kalau ada foto satelit lagi keliatan nanti dari mana sumber nya , tanggal berapa,” ujarnya

“Paling efektif menurut saya foto satelit, apalagi yang jenis infrared karena kalau jenis infrared itu, minyak itu dia merah warnanya jadi kelihatan banget dari kapal mana. Nanti keliatan tanggal berapa, kapal apa yang lagi berlabuh. Sebenarnya bisa ketemu kalau foto udaranya dapat,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version