Hijau di Tiap Sudut Kota: Upaya Balikpapan Menyulap Beton Jadi Taman

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Di tengah hiruk-pikuk pembangunan dan padatnya permukiman, Balikpapan menyimpan mimpi besar: menjadikan setiap kecamatan memiliki taman kota yang bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga pusat kehidupan warganya.

Mimpi itu mulai dirancang serius oleh Pemerintah Kota Balikpapan, yang kini menggandeng Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk merancang taman kota di sembilan titik berbeda. Semua berawal dari satu keyakinan sederhana: setiap warga berhak atas ruang untuk bernapas, bermain, dan bersosialisasi di tengah kota yang terus tumbuh.

“Bukan hanya tempat duduk-duduk atau tanaman hias, ini harus bisa jadi ruang bersama. Untuk olahraga, belajar, bahkan kegiatan komunitas,” ujar Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, saat Musrenbang RPJMD, Senin (26/5/2025).

Gagasan ini bukan tanpa tantangan. Di tengah keterbatasan anggaran dan prioritas lain yang tak kalah penting, Pemkot harus memulai langkah kecil. Tahun ini, mereka fokus menyusun Detail Engineering Design (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Jika tak ada aral, pembangunan taman pertama akan dimulai lewat anggaran perubahan tahun berjalan, sisanya menyusul hingga 2026.

Dua dari Sembilan Taman

Sementara satu lokasi lain yang penuh harapan adalah lahan bekas RSUD Puskib di Balikpapan Tengah aset milik Pemprov Kaltim yang kini tak terpakai. “Kami usulkan agar lahan itu dialihfungsikan jadi taman kota. Kalau disetujui, ini bisa jadi pemicu agar provinsi ikut mendukung lebih banyak ruang hijau,” harap Bagus.

Yang menarik, seluruh desain taman disumbangkan secara cuma-cuma oleh arsitek-arsitek IAI. Namun mereka tetap akan terlibat dalam supervisi teknis pembangunan agar hasilnya tidak sekadar indah di kertas, tapi juga nyaman dan fungsional di lapangan.

Program ini tak hanya soal estetika kota. Di baliknya ada misi besar: menjadikan taman sebagai ruang milik bersama yang tumbuh dari partisipasi warga. Salah satu contohnya, eks terminal angkot di Gunung Bahagia bakal disulap jadi tematik berdasarkan ide dan kebutuhan warga setempat.

Taman kota kini bukan lagi sekadar tempat anak-anak bermain ayunan. Ia menjadi simbol peradaban yang peduli pada keseimbangan, kebersamaan, dan keberlanjutan.

“Kalau taman ini berhasil, Balikpapan bukan hanya lebih hijau, tapi juga lebih manusiawi,” pungkas Bagus, penuh harap.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses