Hingga Awal Agustus 2025 Sebanyak 281,13 Juta Jiwa Terlindungi JKN, Kini Fokus Perlindungan Anak Sejak Lahir
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Indonesia mencatat sejarah besar dalam sistem jaminan kesehatan. Hingga 1 Agustus 2025, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menembus 281,13 juta jiwa atau 98,65 persen dari total penduduk Indonesia.
Capaian ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan Universal Health Coverage (UHC) tercepat dan terbesar di dunia.
Namun di balik pencapaian hampir sempurna tersebut, masih ada celah yang harus ditutup. Salah satunya adalah perlindungan kesehatan anak sejak lahir, khususnya dari keluarga rentan.
Fokus Baru: Anak Usia Dini
Asisten Deputi Perluasan dan Kepatuhan Peserta Non PPU dan PBI BPJS Kesehatan, Upik Handayani, menegaskan pentingnya memastikan bayi baru lahir segera masuk dalam kepesertaan JKN.
“Bayi wajib didaftarkan maksimal 28 hari setelah lahir. Dengan begitu, mereka langsung terlindungi manfaat JKN. Jaminan kesehatan adalah hak sekaligus perlindungan finansial dan sosial,” ujarnya dalam forum Best Practice Three Zeros BKKBN.
Program PESIAR Jadi Instrumen Perluasan
Untuk memperkuat kepesertaan, BPJS Kesehatan meluncurkan Program PESIAR (Petakan, Sisir, Advokasi, Registrasi) yang kini sudah menjangkau 8.787 desa. Program ini menargetkan kelompok rentan: keluarga miskin, anak stunting, ibu hamil, penyandang disabilitas, pekerja informal, hingga korban PHK.
Empat langkah utama PESIAR:
- Memetakan warga desa yang belum terlindungi.
- Menyisir kelompok paling rentan.
- Advokasi pentingnya kepesertaan JKN.
- Registrasi peserta baru agar cakupan desa mendekati 100 persen.
“PESIAR bukan sekadar program administratif, tapi gerakan sosial untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari perlindungan kesehatan,” tegas Upik.
PR Besar: 25 Persen Anak Rentan Belum Terdaftar
Meski angka kepesertaan nasional sudah mencapai hampir 100 persen, 25 persen anak usia dini dari kelompok ekonomi bawah (desil 1–4) masih belum memiliki jaminan kesehatan. Kondisi ini dinilai berpotensi menghambat upaya penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Upik menekankan, perlindungan anak sejak lahir adalah kunci menyiapkan Generasi Emas 2045. “Indonesia hampir meraih UHC penuh. Tantangan berikutnya adalah memastikan anak usia dini terlindungi, agar mereka tumbuh sehat, kuat, dan cerdas,” pungkasnya. / Info Publik
BACA JUGA
