Hj Nurlena Jabat Pembina Bawe DPW Paser Kota Balikpapan, Ini Pesannya

Hj Nurlena Rahmad Mas'ud

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud kembali menegaskan komitmennya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat, khususnya para ibu di lingkungan perhimpunan bawe paser.

Dalam sambutannya Pembina Bawe DPW Paser Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud menyatakan, bahwa sebuah jabatan bukanlah sekadar status yang dapat dinikmati, melainkan sebuah amanah besar yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab.

“Jabatan itu ada waktunya, semuanya berjenjang,” ujar Hj. Nurlena, “Maka dari itu, amanah yang diberikan dan dititipkan kepada kami, harus kami jalankan dengan sebaik-baiknya untuk suku pasar,” sambungnya.

Ia secara khusus menyoroti pentingnya keberpihakan kepada para ibu-ibu pasar, yang selama ini menjadi pilar utama perekonomian keluarga. Menurutnya, mereka berhak mendapatkan fasilitas penunjang yang layak demi kelancaran aktivitas mereka.

“Berhak memberikan kepada ibu-ibu semua fasilitas. Karena ini adalah tanggung jawab saya,” tegas Hj. Nurlena, menggarisbawahi dedikasinya.

Di penghujung sambutannya, ia mengajak seluruh elemen pasar untuk terus menjaga kebersamaan dan solidaritas. “Selamat menikmati apa yang sudah kita siapkan hari ini. Mari kita rawat kebersamaan ini dan saling mendukung dalam setiap langkah kebaikan,” tutupnya.

Bawe Paseer Gelorakan Organisasi Berbasis Nilai Ketuhanan dan Kearifan Lokal

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bawe Paser, Rusnawati menyerukan pentingnya membangun organisasi yang kokoh berlandaskan nilai ketuhanan dan norma-norma adat.

Rusnawati menjelaskan bahwa pengalaman berorganisasi bukan hanya tentang kepemimpinan semata, tetapi juga mengenai kedalaman hubungan spiritual dengan Tuhan.

“Dalam perjalanan organisasi, saya merasakan langsung bagaimana pentingnya memiliki hubungan dengan Tuhan. Segala keputusan dan langkah harus selalu dilandasi nilai-nilai ketuhanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan agar Bawe Paser mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman, namun tidak pernah melupakan nilai dan norma adat yang diwariskan oleh para leluhur.

“Kita harus mampu menjadi yang pertama, yang terkuat, dan yang bisa berpindah—artinya adaptif. Namun dalam setiap langkah, kita jangan melupakan akar budaya dan kearifan lokal yang menjadi jati diri masyarakat Paser,” tegasnya.

Rusnawati juga menambahkan bahwa Bawe Paser harus senantiasa hadir di tengah masyarakat, menjadi motor penggerak dalam upaya pelestarian budaya, pemberdayaan perempuan, serta menjaga nilai-nilai kearifan lokal. ***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses