BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Ratusan warga Tionghoa Balikpapan merayakan HUT ke 105 Klenteng Guang De Mio atau hari besar Ta Pe Kong  yang merupakan salah satu Klenteng tertua di Kalimantan. Karena sudah berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia.

Sejak pukul 10.00 wita, warga Tionghoa, bukan hanya di Kota Balikpapan, namun juga dari luar daerah seperti Samarinda berdatangan memadati Klenteng yang berada di daerah pemukiman tersebut. Mereka menggelar tradisi sembayang dan makan bersama.

Dalam perayaan tersebut,warga Tionghoa beragama konghucu itu memberi hormat kepad Dewa Langit dan persembahan berupa arak, buah-buhan serta hewan. “Kegiatan ini setiap tahun digelar,” ujar Ketua Majelis Tinggi Konghucu Kota  Balikpaan Charles.

Dia mengungkapkan, perayaan dan tradisi tersebut sudah digelar sejak 20 tahun silam, dimana refleksi dari toleransi antar umat. Karena mereka juga mengundang warga sekitar dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Balikpapan.

“Jadi sudah berfjalan sejak tahun 2000 perayaan kebersamaan dengan werga, itu intinya. Ada toleransi,” ujarnya.

Selain, tradisi sembayang dan makan bersama, perayaan HUT Klenteng yang berdiri tahun 1915 juga dimeriahkan dengan atraksi Barongsai “Karena Barongsai merupakan bagian dari Klenteng dan tradisi warga Tionhoa,” ujarnya.

Ketua Pengurus Klenteng Hindro Arie Winaya Tjan berharap, dengan perayaan HUT Klenteng tahun ini, Kota Balikpapan akan semakin kondusif. Apalagi, Kota Balikpapan bakal menjadi daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.

“Balikpapan makin kondusif dan damai selalu, perekonomian juga semakin baik dan daerah semakin maju,” ujar Arie Winaya.

Klenteng Guang De Mio sempat hancur ketika di bom pesawat tempur Jepang, pada  tahun 1942 atau ketika Perang Dunia II. Lalu pada tahun 1960-an, Kelenteng dibangun lebih bagus. Kemudian direnovasi pada tahun 1976.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version