BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan Pemerintah agar waspada pada varian baru covid-19  Omicron yang penularannya lebih cepat.

WHO bahkan menyebut, varian baru yang pertama kali ditemukan di Afrika itu ditetapkan WHO sebagai variant of concern atau diwaspadai. Sekitar 100 sample bahkan telah dilaporkan.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar  IDI Zubairi Djoerban meminta pemerintah harus segera menentukan langkah mitigasi untuk mencegah masuknya varian Omicron 

Zubairi mengatakan spesimen dari varian ini diteliti pada awal November dan hasilnya baru rilis pada akhir November, artinya ada kemungkinan sudah menyebar selama satu bulan tanpa pembatasan.

“Omicron pertama kali ditemukan dari spesimen yang diambil pada 9 November. Hampir sebulan keliling dunia,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

“Pelbagai negara langsung membatasi penerbangan. Indonesia pun harusnya punya mitigasi, termasuk mempertimbangkan untuk batasi akses penerbangan ke dan dari negara tertentu,” kata Zubairi melalui akun twitternya, Minggu (28/11/2021).

Pencegahan seperti larangan masuk dari beberapa negara di Afrika seperti yang dilakukan banyak negara lain juga perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi lonjakan kasus yang cepat seperti Varian Delta kemarin.

“Apalagi Omicron (B.1.1.529) ini seperti “fitur terbaik” dari Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Di sisi lain, kita harus terima kasih kepada ilmuwan di Afrika Selatan yang transparan dan cekatan ungkap Omicron ini,” tuturnya.

Selain itu, Zubairi meminta pemerintah juga perlu mempertimbangkan apabila dampak lain jika kembali terjadi lonjakan Covid-19 di Indonesia.

“Kita jangan jemawa hadapi Omicron. Ingat penilaian media barat? Penanganan Indonesia terburuk dan baru normal 10 tahun lagi. Itu kata Bloomberg. Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa,” tegas Zubairi.

Suara.com

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version