Ikatan Dokter Anak Indonesia Buka Suara soal Meningkatnya Kasus Keracunan MBG
JAKARTA, inibalikpapan.com — Maraknya kasus keracunan massal pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah Indonesia menjadi perhatian serius Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Organisasi ini menegaskan, makanan sehat bukan hanya soal kandungan gizi, tetapi juga keamanan pangan yang terjaga sejak dari dapur hingga sampai di meja makan.
Dalam unggahan resmi di akun Instagramnya, IDAI menyoroti pentingnya prinsip food safety sebagai langkah sederhana namun vital untuk mencegah keracunan makanan, khususnya pada anak-anak.
“Jika tidak diolah dan disimpan dengan benar, makanan bisa menjadi sumber keracunan,” tulis IDAI, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.
Bahaya “Danger Zone”
IDAI menjelaskan konsep “Danger Zone”, yaitu rentang suhu 5–60°C di mana bakteri dapat berkembang biak dengan cepat, bahkan berlipat ganda setiap 20 menit. Makanan yang disimpan terlalu lama dalam rentang suhu ini sangat rentan tercemar kuman penyebab keracunan.
Untuk mencegah hal tersebut, IDAI memberikan rekomendasi:
- Makanan matang dijaga pada suhu di atas 60°C hingga dikonsumsi.
- Makanan yang belum dikonsumsi segera disimpan di kulkas (0–5°C) atau freezer.
- Tidak membiarkan makanan berada di suhu ruang lebih dari 2 jam, atau 1 jam bila suhu di atas 30°C.
Risiko dalam Program MBG
IDAI juga menyoroti tantangan dalam penyelenggaraan program makan massal seperti MBG. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko keracunan di antaranya:
- Jumlah makanan besar yang disiapkan setiap hari.
- Proses distribusi dan penyimpanan yang tidak tepat waktu.
- Kebersihan pengolah makanan, termasuk tangan, alat masak, dan wadah.
- Kualitas bahan makanan yang tidak segar atau salah penyimpanan.
Gejala dan Penanganan
Menurut IDAI, gejala umum keracunan makanan antara lain mual, muntah, diare, sakit perut, demam, dan lemas. Namun, ada gejala yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit seperti muntah terus-menerus, diare berdarah, dehidrasi, kejang, atau penglihatan kabur.
IDAI menyarankan lima langkah penting bila terjadi kasus keracunan:
- Hentikan konsumsi makanan yang dicurigai.
- Amankan sisa makanan untuk diperiksa petugas kesehatan.
- Beri pertolongan awal dengan cukup minum air bersih.
- Segera cari pertolongan medis jika gejala berat muncul.
- Laporkan kasus ke petugas kesehatan agar penanganan bisa segera dilakukan dan tidak meluas.
Standar Ketat Diperlukan
Dengan maraknya kasus keracunan MBG, IDAI menekankan perlunya standar keamanan pangan yang ketat dalam program tersebut.
“Food safety adalah langkah sederhana namun penting untuk melindungi anak dari risiko keracunan makanan,” tegas IDAI.
IDAI menambahkan, program MBG sejatinya memiliki misi mulia untuk mendukung tumbuh kembang anak. Namun, tanpa pengawasan mutu dan keamanan pangan yang baik, program ini justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.***
BACA JUGA
