BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Malam semakin larut dan dingin karena sebelumnya hujan deras bercampur angin kencang melanda kota Balikpapan saat perayaan malam Imlek (15/2/2018). Namun dinginnya malam tak terlalu dirasakan warga Tionghoa yang beribadat di kelenteng Setya Dharma atau Guang De Miao.

Asap dari dupa yang dibakar serta merta mengharumi ruang serta halaman kelenteng turut menambah kekhidmatan ibadah kepada para dewa. Begitu pula nyala api dari lilin berukuran besar cukup menghangati umat konghucu saat memanjatkan doa dan menancapkan dupanya.

Silvia, gadis Tionghoa berwajah manis ini memanjatkan doa khusus yakni ingin Indonesia tetap tenteram damai di tengah isu SARA yang menggiring ke intoleransi. “Ingin kembali seperti dulu, rasisme berkurang, tetap rukun dan damai,” ucapnya.

Ketua kelenteng Guang De Miao, Hindro Ariwijaya meyakini warga kota Balikpapan memiliki toleransi yang cukup tinggi dan peran yang besar juga dilakukan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama.

“Semua tokoh agama ada di sana (FKUB) dan jelas kami mengharapkan Balikpapan lebih aman dan perekonomian lebih maju lah, nggak seperti tahun lalu yang agak-agak parah,” ujarnya.

Hingga mendekati pergantian hari, warga Tionghoa yang beribadat di kelenteng bersejarah ini semakin banyak. Tampak pula aparat keamanan turut menjaga jalannya malam pergantian tahun Imlek yang bershio anjing tanah.

“Tahun ini untuk rezeki seharusnya bagus-bagus aja, lebih aman walau politik lagi tegang-tegang dikit,” pungkasnya. (bersambung)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version