Indonesia Darurat Eksploitasi Seksual Anak di Ruang Digital, 2024 Sebanyak 1,4 Juta Kasus
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Ancaman eksploitasi seksual anak (Child Sexual Exploitation/CSE) di ruang digital kian mengkhawatirkan. Laporan 2024 mencatat Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dengan 1.450.403 kasus, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah kasus pornografi daring terbesar.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menegaskan perlindungan anak di dunia maya bukan sekadar isu sektoral, melainkan persoalan publik yang mendesak.
“Komdigi membangun ekosistem digital yang tidak hanya mendorong kreativitas dan pembelajaran, tetapi juga menjamin setiap anak terlindungi dari ancaman dunia digital,” tegas Nezar dalam siaran persnya.
Pemerintah, lanjut Nezar, telah menempuh sejumlah langkah konkret. Mulai dari penerbitan PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS), hingga finalisasi Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dengan prinsip tata kelola AI berbasis manusia.
Komdigi juga telah mengimplementasikan Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN) serta menggiatkan program literasi digital bagi masyarakat luas.
Nezar menyoroti tren berbahaya baru: penggunaan teknologi AI untuk menciptakan konten kekerasan seksual anak.
Laporan Internet Watch Foundation (IWF) mencatat lebih dari 3.500 konten berbasis AI diunggah ke dark web pada Juli 2024, bahkan sempat menembus 20.000 konten pada Oktober 2023.
“Ini banyak sekali digunakan, dan banyak anak-anak kita yang menjadi korban. Dampaknya sangat dalam terhadap kondisi psikologis mereka,” ungkapnya.
Menurut Nezar, kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Ia mendorong keterlibatan semua pihak – mulai dari kementerian, lembaga, bank, e-wallet, penyedia transfer dana, hingga pelaku aset kripto – untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai champion perlindungan anak di tingkat regional dan global.
“Perlindungan anak di ruang digital adalah investasi bagi masa depan. Mari jadikan forum ini momentum kolaborasi yang lebih kuat,” tandas Nezar. ***
BACA JUGA
