Inflasi Rendah Bisa Jadi Alarm Bahaya DPR Ingatkan Daya Beli Rakyat Melemah
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Amin AK mengingatkan bahwa inflasi rendah yang terjadi di Indonesia tidak boleh dibaca semata sebagai prestasi ekonomi. Di balik stabilitas harga, ia menilai terdapat sinyal bahaya jika rendahnya inflasi justru dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat.
Menurut Amin, inflasi yang terkendali memang penting untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Namun, ketika toko-toko sepi, UMKM lesu, dan masyarakat menahan belanja, kondisi tersebut justru bisa menjadi alarm dini perlambatan ekonomi.
“Inflasi rendah patut dijaga, tetapi jika aktivitas ekonomi melambat dan masyarakat menahan konsumsi, maka itu bukan kabar baik. Inflasi rendah dalam kondisi seperti ini harus dibaca sebagai peringatan,” ujar Amin dalam keterangan tertulis yang dikutip inibalikpapan.
Amin menegaskan, kekuatan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB). Jika daya beli melemah, maka stabilitas ekonomi nasional berpotensi rapuh dalam jangka menengah.
“Ekonomi yang sehat bukan hanya tercermin dari angka statistik, tetapi juga terasa di pasar, warung, dan rumah tangga. Inflasi rendah harus sejalan dengan pendapatan yang kuat dan lapangan kerja yang aman,” tegas Anggota Komisi XI DPR RI tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa inflasi rendah dapat bersumber dari dua hal: meningkatnya efisiensi dan produktivitas, atau menurunnya permintaan masyarakat. Menurutnya, pemerintah perlu waspada jika faktor kedua yang lebih dominan.
Karena itu, Amin mendorong sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal antara Bank Indonesia dan pemerintah agar lebih berpihak pada ekonomi riil, khususnya UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Kebijakan moneter dinilai harus semakin mendukung sektor produktif, bukan sekadar menjaga angka inflasi.
Di sisi lain, kebijakan fiskal harus benar-benar menyentuh daya beli rakyat, termasuk perlindungan terhadap upah dan pendapatan riil pekerja. Rasa aman secara ekonomi, kata Amin, akan mendorong masyarakat berani meningkatkan konsumsi dan pelaku usaha melakukan ekspansi.
“Inflasi rendah baru menjadi kabar baik jika masyarakat berani belanja, UMKM tumbuh, dan pekerja yakin pendapatannya aman,” ujarnya.
Amin menegaskan, kritik tersebut bukan untuk meredam optimisme, melainkan agar pemerintah tidak terjebak dalam perlambatan ekonomi yang tersembunyi.
“Kita ingin pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkualitas, dan inklusif. Stabilitas harga adalah fondasi, tetapi daya beli rakyat adalah mesinnya. Keduanya harus berjalan beriringan,” pungkasnya. / DPR
BACA JUGA
