JAKARTA, Inibalikpapan.com – Anggaran pengadaan gorden di rumah dinas anggota DPR RI yang nilainya mencapai Rp 48,7 miliar menjadi polemik di masyarakat.

Sekretaris Jenderal DPR RI, Indra Iskandar akhirnya buka suara.  Dia mengatakan, gorden di rumah dinas anggota DPR  sudah layak diganti lantaran kondisinya yang sudah lapuk dimakan usia.

Dia menjelaskan pergantian gorden di rumah dinas terakhir kali pada 2009 lalu. Bahkan kata dia, sebagain gordennya sudah tidak ada. Karena sudah lapuk termakan usia.

Sehingga gorden-gorden yang ada saat ini sudah berusia belasan tahun. “Saya mungkin menegaskan kembali bahwa sebagian besar itu gordennya tidak ada,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

“:Sebagian itu hilang dan dibuang karena memang sudah lapuk karena audah tidak memadai,” kata Indra di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Bahkan, menurut Indra kondisi gorden yang sudah lama tidak diganti sudah seperti kain pel. “Saya gak tega menyampaikan itu seperti sudah 13 tahun, seperti kain pel,” ujarnya

“Jadi sebagian gorden sana sudah hilang dan enggak bisa dilacak karena kondisinya sudah sangat parah ada yang robek,” kata Indra.

“Dan karena untuk gorden tertentu untuk udara lembab gak tahan dan dibuang. Hanya sebagian kecil masih ada dari kantor dan pengadaan 13 tahun lalu,”

Kata dia, a sejak tahun 2020 sudah banyak permintaan dari anggota DPR kepada Kesetjenan untuk pergantian gorden dan vitrase di rumah jabatan, yang memang kondisinya sudah sangat tidak layak.

“Rp 48 miliar itu adalah gorden bukan untuk 1, 2 rumah tapi 505 rumah dengan tadi 11 item di setiap rumah,” ujarnya

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menuturkan, ihwal anggaran DPR yang menganggarkan pembelian gorden senilai Rp 48,7 miliar. Ia mengatakan usulan itu datang dari Kesetjenan DPR RI.

“Gorden itu dari 2015 sampai dengan sekarang, rumah dinas itu belum pernah diganti. Jadi gorden itu ada yang masih ada, ada yang tidak ada,” kata Dasco

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version