JAKARTA– PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha yang juga merupakan Regional Kalimantan Subholding Upstream, mengembangkan inovasi guna mempertahankan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan-lapangan yang telah mature di wilayah kerja.

Tim Well Intervention PHM berkolaborasi dengan Schlumberger dan Interwell mengujicoba teknologi HEX Straddle Packer, yaitu satu teknologi dengan memasang _packer_ yang memiliki dimensi ramping untuk melewati restriksi dan kemudian dengan kemampuan high expansion mengisolasi zona target.

Dengan menggunakan teknologi ini, hasilnya zona air bisa ditutup sesuai target dan zona gas yang ada di bawah zona air tadi bisa kembali diproduksikan.

“Inovasi teknologi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan PHM untuk mencari cara dalam meningkatkan produksi migas dengan harapan dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” kata General Manager Pertamina SubHolding Upstream Zona 8, Agus Amperianto.

Agus mengatakan teknologi HEX Straddle Packer telah sukses dipasang pada April 2021 pada sumur NB-104 Lapangan Sisi Nubi. Teknologi ini dipasang dengan mode SIMOPS (simultaneous operation) antara Remote operation Well Intervention (WLI) dan Hydraulic Workover Unit (HWU).

Agus berujar laju produksi air pada sumur NB-104 sangat berlebih sehingga dikhawatirkan menurunkan produksi migas dari sumur. PHM pun berinovasi guna menutup zona-zona reservoir yang memproduksi air tersebut. “PHM adalah perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan Teknologi HEX Straddle Packer untuk tingkatkan produksi migas,” kata Agus.

Agus menjelaskan, sejumlah kendala sempat dialami PHM seperti lokasi reservoir sumur NB-104 yang memproduksi air berada di bawah zona restriksi, sehingga cara-cara konvensional seperti pemasangan _tubing patch_ tidak mungkin diterapkan. Pihaknya juga dihadapkan pada situasi dan karakter reservoir di WK Mahakam yang sangat unik dan berbeda-beda.

“Karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam atau biasa kami sebut deltaic system, pekerjaan menutup zona reservoir ini tidak mudah,” ujarnya.

“Kini sumur NB-104 telah dapat berproduksi kembali, tanpa diperlukan aktivitas intervensi yang lebih kompleks lagi. Bahkan teknologi ini menjadi kunci untuk membuka potensi baru serta terbukti mampu memangkas berbagai biaya operasi,” kata Agus menambahkan.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version