KBR, Balikpapan – Dalam sebulan terakhir tiga pesut yang merupakan salah satu hewan langka dan dilindungi, ditemukan mati diperairan Teluk Balikpapan.

Ketua Forum Peduli Teluk Balikpapan Husain Suwarno mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab matinya pesut itu karena kerusakan dan pencemaran yang terjadi di Teluk Balikpapan.

Menurutnya, hasil penelitian yang dilakukan peneliti asal Cheko Shenk Lotta, pada tahun 2012 jumlah pesut di sekitar perairan Teluk Balikpapan mencapai 70 ekor dan tahun 2015 tersisa sekitar 50 ekor.

“Ini tidak terlepas dari semua aktifitas yang terjadi di Teluk Balikpapan baik itu industry maupun lalu lintas perairan. Disana karena lalu lintas perairan sudah sangat padatnya, sehingga menganggu ekosisterm perairan Teluk Balikpapan khususnya malalia laut,” kata Husein Suwarno, Rabu (29/04).

Dia menambahkan, hutan mangrove yang ada di Teluk Balikpapan terus tergerus oleh aktifitas industri khususnya di Kawasan Industri Karingau (KIK) Balikpapan maupun kawasan industry Buluminung (KIB) Penajam Paser Utara (PPU).

Sendimentasi di  Teluk Balikpapan juga kian memprihatinkan karena dalam satu satu terjadi satu hingga dua meter sendimentasi. Belum lagi reklamasi yang dilakukan perusahaan di sekitar Teluk Balikpapan.

Forum Peduli Teluk Balikpapan baru saja melaporkan Perusahaan PT.  PT Asia Adhitama ke Polda Kalimantan Timur karena melakukan reklamasi 200 hingga 500 mjeter di Teluk Balikpapan tanpa mengantongi ijin.

Aktifitas di Teluk Balikpapan sangat tinggi karena menjadi lalu lintas batubara, sawit maupun minyak sehingga tingkat pencemaran pun sangat tinggi.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version