BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Badan Sar Nasional (Basarnas) terus melakukan penyempurnaan kelengkapan alat dan teknologi untuk mendukung penanganan dan penanggulanan sehingga dapat berjalan efisien, efektif, cepat dan mudah.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan meskipun belum pada situasi ideal perangkat kelengkapan dan teknologi Basarnas karena masih terbatas anggaran namun badan rescue ini secara bertahap terus menyempurnakan perangkat yang sangat mendukung kesuksesan operasi di lapangan.

Diantaranya perangkat canggih yang ada yakni Remote Operated Vehicle (ROV). Mencari dan deteksi dibawah laut. Alat ini berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh, untuk menampilkan gambar video secara langsung dari dasar laut. Dengan alat ini, pencarian sebuah objek di dasar laut akan lebih cepat dilakukan.

Alat ini pernah digunakan untuk mencari obyek dalam laut seperti pencarian saat Air Asia QZ 8501 yang jatuh di laut pada November 2014 silam. “Untuk ROV itu digunakan waktu pencarian Air Asia. Itu kita pinjam sekarang kita sudah punya. 2015 sudah datang alat itu,” terangnya Kamis (21/1/2016).

Kemudian peralatan lainya yang baru dimiliki Basarnas adalah UOB yakni alat untuk mencari benda yang hilang di hutan. Alat ini untuk menghemat tenaga pencarian. “Sehingga tidak menghabis tenaga saat pencarian,”ujarnya.

Life detector juga salah satu alat yang dimiliki Basarnas. Alat ini mencari korban direruntuhan bangunan yang mungkin masih hidup.”Alat ini pernah digunakan di Samarinda saat bangunan runtuh. Ternyata masih ada 8 diselamatkan,” ucapnya.

Saat ini, Basarnas juga tengah memesan dua heli buatan PT DI yang rencananya akhir tahun ini dapat dioperasional. Heli ini akan melengkapi dua heli yang sudah ada.“ Idealnya memang minimal dua heli Basarnas ditempatkan di Indonesia Barat, dua heli lainya di Indonesia Tengah dan dua lagi di Indonesia Timur,” tuturnya.

Untuk jenis KN SAR Wisanggeni yang baru saja diresmikan di Balikpapan, secara keseluruhan Basarnas memiliki 65 kapal SAR dengan kemampuan kecepatan yang diinginkan mulai dari 15-26 knot. Kapal ini terbuat dari bahan alumunium.“ Dari 65 kapal itu ukuran bervariasi ada ukuran panjang 59 meter, 40 meter, 36 meter dan 28 meter,” sebutnya.

Meski masih terbatas peralatan dan pendukung Sar ini tidak membuatnya surut. Basarnas dibawah kepemimpinan memiliki kiat yakni mengembangkan kemampuan potensi SAR Gabungan didaerah. “Itu tidak ada jalan lain. Basarnas bersama unsur TNI/Polri, pemda dengan BPBD dan potensi Sar masyarakat. Ini kita bangun kemampuan Sar. Kalau musibah maka leading sektornya Basarnas,” imbuhnya.

Diapun menepis anggapan, jika peralatan dan teknologi yang dimiliki Basarnas tertinggal jauh. Makin kedepan Basarnas makin menyempurnakan pola kerja dan kecepatan termasuk efisiensi operasi. “Kita jangan putus asa. Makin kedepan kecepatan, efisiensi operasi makin kita tingkatkan,” tukasnya. (andi)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version