Investasi Kaltim Tembus Rp43,47 Triliun, Gubernur Dorong Arah Baru Ekonomi Hijau
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud (Harum) menegaskan arah transformasi ekonomi daerah menuju investasi hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan tren global transisi energi bersih.
Langkah ini disampaikan Harum saat membuka High Level Meeting Regional Investment Relation Unit (RIRU) Provinsi Kaltim di Hotel Mercure Samarinda, Senin (29/9/2025), di tengah capaian investasi yang terus tumbuh meski perekonomian nasional masih beradaptasi pascapandemi.
“Kita akan terus dorong pengembangan energi baru terbarukan agar ekonomi Kaltim tidak lagi bergantung pada energi fosil yang suatu saat akan habis,” tegas Gubernur Harum.
Menurut data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, hingga triwulan II 2025, realisasi investasi daerah mencapai Rp43,47 triliun atau 54 persen dari target tahunan Rp79,86 triliun.
Capaian ini menunjukkan daya tarik Kaltim yang tetap tinggi bagi investor, meskipun sebagian besar investasi masih disumbang oleh sektor ekstraktif. Dari total tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat Rp32,42 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp11,03 triliun.
Adapun tiga sektor utama penyumbang investasi terbesar adalah:
- Pertambangan: Rp18,21 triliun (4.230 proyek)
- Tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan: Rp4,71 triliun (746 proyek)
- Industri kertas dan percetakan: Rp2,01 triliun (50 proyek)
Harum mengakui, struktur investasi Kaltim masih didominasi oleh komoditas sumber daya alam, namun arah kebijakan pemerintah provinsi kini difokuskan pada diversifikasi sektor dan transisi menuju ekonomi hijau.
“Kita harus berani berubah. Energi bersih bukan hanya masa depan lingkungan, tapi juga masa depan ekonomi daerah. Ini peluang menciptakan lapangan kerja baru dan menarik investor global,” ujarnya.
Gubernur menegaskan, pemerintah daerah tengah menyiapkan peta jalan investasi hijau yang mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT), pertanian modern, dan hilirisasi industri ramah lingkungan.
Selain memperkuat ketahanan energi dan pangan, strategi ini juga bertujuan menjaga stabilitas ekonomi daerah pasca-penurunan dana bagi hasil (DBH) sektor migas dan batu bara.
“Kita ingin ekonomi Kaltim tumbuh tanpa harus bergantung pada apa yang bisa habis,” tandasnya.
Dengan posisi strategis sebagai penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN), Harum optimistis Kaltim akan menjadi pusat investasi hijau dan inovasi energi bersih di Indonesia, sekaligus contoh transformasi ekonomi daerah yang berorientasi pada keberlanjutan. / Pemprov
BACA JUGA
