IPAL Margasari Disambangi Delegasi Jepang, PTMB Beberkan Progres
BALIKPAPAN,Inibalikpapan com – Pengelolaan air limbah domestik di Kota Balikpapan masih menghadapi tantangan serius, meskipun infrastruktur pendukung seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Margasari telah beroperasi sudah 22 tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Haerani, Manajer Air Limbah Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) saat menerima kunjungan dari delegasi Yokohama Jepang dalam kunjungannya ke IPAL Margasari, Kamis (7/8/2025).
Kunjungan tersebut menjadi bagian dari evaluasi lapangan terhadap sistem sanitasi kota, terutama dalam pengolahan limbah domestik. Hairani menyebutkan bahwa sistem di IPAL Margasari saat ini masih fokus pada pengolahan limbah rumah tangga (domestik). Baik black water (air buangan dari toilet) maupun grey water (air buangan dari dapur dan kamar mandi).
“Mereka tadi juga sempat menanyakan, apakah air dari saluran drainase ikut diolah di IPAL Margasari. Tapi memang belum, karena fokus kami hanya pada limbah domestik,” jelas Hairani.
Kapasitas Besar, Pemanfaatan Masih Rendah
IPAL Margasari memiliki kapasitas terpasang mencapai 800 meter kubik per hari, namun saat ini baru dimanfaatkan sekitar 200 hingga 250 meter kubik per hari. Menurut Hairani, rendahnya pemanfaatan kapasitas tersebut disebabkan oleh berbagai kendala teknis, salah satunya adalah kondisi jaringan pipa pelanggan.
“Banyak pipa pelanggan yang berada di atas permukaan air. Ketika air pasang, pipa-pipa ini mudah terlepas. Kami rutin melakukan pengecekan, tetapi tidak semua titik bisa kami kontrol, apalagi jika kejadian berlangsung pada malam atau subuh hari,” jelasnya.
Saat ini, cakupan layanan IPAL Margasari baru meliputi tiga kelurahan, yakni Karang Jati, Margasari, dan Baru Tengah, dengan jumlah pelanggan sekitar 1.300 rumah. Jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk Balikpapan. Layanan sanitasi yang tergolong aman ini baru menjangkau sekitar 10 persen.
“Namun kita terus berupaya meningkatkan cakupan. Selain IPAL Margasari, kita juga punya IPAL Manggar yang ikut mendukung target peningkatan layanan sanitasi aman,” ujar Haerani.
Proses Pengolahan Limbah
Dalam penjelasannya, Hairani memaparkan alur penyaluran dan pengolahan limbah dari rumah tangga. Limbah disalurkan secara bertahap dalam enam waktu berbeda dalam sehari: pukul 07.00, 10.00, 13.00, 18.00, 23.00, dan 02.00 dini hari. Air limbah dari rumah akan mengalir ke bug IC secara gravitasi, kemudian masuk ke main hall, sebelum akhirnya dipompa menuju IPAL Margasari.
Setibanya di IPAL, air limbah akan melalui beberapa tahapan proses pengolahan:
- RSPS (Rough Screening & Pumping Station)
- Ekualisasi
- Aerasi
- Sedimentasi
- Pemisahan lumpur dan air
Lumpur hasil proses akan ditampung di bak penampungan lumpur, sementara air bersih akan dialirkan ke bak baffle, lalu dicampur dengan kaporit untuk menurunkan kadar bakteri. Selanjutnya, air bersih ditampung dalam reservoir berkapasitas 90 meter kubik, dan jika melebihi kapasitas (overflow), air akan dialirkan ke badan air setelah lolos uji baku mutu.
“Kami pastikan air yang dilepas ke lingkungan sudah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan,” tegas Haerani.
Komitmen Perluasan Layanan
Meskipun masih menghadapi sejumlah kendala teknis di lapangan, PTMB menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan cakupan layanan serta kualitas sistem pengolahan air limbah.
“Kami sadar bahwa ini bukan proses yang instan, tapi dengan perbaikan bertahap. Kami yakin sanitasi aman di Balikpapan bisa tercapai secara lebih luas,” tutup Haerani.
Program pengelolaan air limbah ini menjadi bagian penting dari upaya Pemkot Balikpapan dalam menciptakan kota yang sehat dan berkelanjutan. Sejalan dengan agenda nasional dan kerja sama internasional yang terus dikembangkan.***
Penulis : Dani
Editor : Ramadani
BACA JUGA
KREDIT
