BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Ditengah kondisi masih menghadapi Pandemi Covid-19, kaum Ibu-ibu saat ini semakin dibuat pusing, pasalnya sejak akhir 2021 hingga saat ini masyarakat diberondong beberapa kenaikan harga.

Dimulai dari harga minyak goreng, tahu, tempe, daging. Tentu dari rentetan kenaikan harga barang-barang urusan dapur tersebut yang paling merasakan bebannya adalah ibu-ibu rumah tangga (IRT).

Perlu dingat kenaikan minyak goreng yang terjadi sejak November 2021, terutama kemasan bermerek sempat naik hingga sekitar Rp 24 ribu per liter. 

Bahkan masalah minyak goreng ini terus bergulir dan sempat terjadi kelangkaan minyak goreng kemasan di gerai minimarket. Pembelian juga sampai dibatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah hendak menyetop ekspor CPO. Sampai-sampai dikeluarkan juga kebijakan 1 harga untuk minyak goreng.

Haniah warga RT 27 Baru Ulu mengaku, dibuat pusing dengan harga-harga yang mulai pada naik, mau tidak mau dia harus lebih berhemat, terutama minyak goreng yang sering digunakan ibu-ibu untuk menggoreng. 

“Iya mas, biasa saya pakai minyak goreng bermerek karena kualitas memang gak bisa dibohongin, tapi karena harganya naik saat ini pakai merek yang lain dulu,” ujar Haniah kepada Inibalikpapan.com, Senin (28/2/2022).

Kata Haniah, kalaupun pergi beli di toko kelontongan minyak goreng bermerek harganya masih relatif tinggi sekitar Rp 24 ribu perliter, tapi kalau mau murah ya beli minyak goreng yang kualitas nomor dua. 

“Tapi kalau beli di kelontongan tidak dibatasi, beda dengan di minimarket yang dibatasi maksimal 2 liter untuk satu orang,” aku Haniah

Belum sempat IRT ini bernafas lega, muncul lagi masalah tahu dan tempe yang kembali naik. Permasalahan ini terjadi akibat di sektor bahan bakunya yakni kedelai yang ternyata naik tinggi. Biang keroknya adalah kenaikan harga kedelai impor. Sebab menurut data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) 90 persen dari kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor. 

“Kalau tahu tempe masih bisa dihemat-hemat tak harus beli tiap hari,” akunya. 

Persoalan Minyak Goreng dan tahu tempe masih hangat-hangatnya, saat ini  harga daging juga ikut-ikutan naik, yang mana harga daging diketahui sudah sampai menyentuh Rp 130 ribu per kilo gramnya. 

“Harganya lebih mahal yang sekarang, dulu cuma Rp 115 ribuan per kilogram,” ujar Ilham salah satu pedagang di Pasar Pandansari.

Ilham mengatakan, sejumlah penjual dan pembeli mengeluh akibat harga daging sapi yang terus meningkat, apalagi jika mendekati Ramadan, harga daging bakal kembali naik lagi. 

“Tahun kemarin saja kisaran Rp 150.000 per kilogram. Kami juga ngeluh, bukan pembeli saja, karena sepi pembeli, susah ngejualnya,” tuturnya.

Ilham menjelaskan, kenaikan harga daging sapi membuat dagangannya tak selaku biasanya. “Saya rasain sepi beda banget,” singkatnya. 

“Sekarang jual enggak tentu, tergantung, paling ngejual 20-30 kilogram,” tutupnya. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version