Jalan Lorong Jadi Permainan Tradisional, RT 76 Manggar Hadirkan Lingkungan Ramah Anak
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Suasana sore di RT 76 Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, tampak berbeda. Lorong-lorong yang biasanya hanya dilalui kendaraan kini disulap menjadi arena bermain anak.
Gambar ular tangga, dakon, hingga motif kreatif lainnya menghiasi jalan beton, mengundang keceriaan bocah-bocah yang berlari sambil tertawa.
Inisiatif tersebut lahir dari warga bersama pengurus Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) Manggar, yang ingin menciptakan Ruang Bermain Anak (RBA) di setiap lorong perumahan. Mereka terinspirasi dari predikat Balikpapan sebagai Kota Ramah Anak, yang mendorong lahirnya gerakan serupa di tingkat terkecil, yakni RT.
Dari RT hingga Kota Ramah Anak
Sekretaris PPATBM Manggar, Neni Talinda, menjelaskan bahwa konsep ramah anak seharusnya tidak hanya berhenti di tataran kota, tetapi juga bisa diterapkan di lingkungan terdekat.
“Kami ingin mengenalkan konsep ramah anak mulai dari RT. Jadi ada RT Ramah Anak, Kelurahan Ramah Anak, Kecamatan Ramah Anak, hingga Kota Ramah Anak,” ujar Neni kepada media, Selasa (16/9/2025).
Inisiatif ini juga selaras dengan program Ruang Bersama Indonesia yang dicanangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Kelurahan Manggar bahkan ditunjuk sebagai salah satu dari 34 kelurahan yang dipersiapkan jika ada kunjungan menteri.
“Walaupun lokus utama ada di Taman Bekapai, kami ingin RT juga punya peran. Jangan sampai hanya pusat kota yang menonjol, tapi di lingkungan masyarakat tidak terasa,” tambah Ketua Pokja IV PKK Manggar.
Gotong Royong Warga dan Dukungan Perusahaan
Permainan tradisional di jalan lorong ini bukan sekadar coretan biasa. Warga melukisnya dengan penuh kreativitas, bahkan ada yang menampilkan efek tiga dimensi sehingga tampak unik ketika difoto. Prosesnya dilakukan secara gotong royong, dengan bantuan cat dari perusahaan Elnusa.
Tak hanya sebagai dekorasi, gambar-gambar ini juga dilombakan saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, sebagai bentuk penghargaan atas kreativitas warga. Setiap lorong memiliki tema berbeda, sehingga menambah daya tarik bagi anak-anak.
Anak-anak Lepas dari Gadget
Menurut Neni, salah satu tujuan utama inisiatif ini adalah mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai.
“Sekarang banyak anak-anak kita yang tidak mengenal permainan tradisional. Dengan adanya gambar permainan ini, mereka bisa keluar rumah, bermain bersama teman sebaya, bukan hanya di kamar dengan gadget,” jelasnya.
Hasilnya pun terlihat nyata. Setiap sore, lorong-lorong dipenuhi anak-anak yang asyik bermain sambil bercanda. Bahkan orang tua ikut terlibat, baik dengan mengawasi maupun ikut bermain, menciptakan suasana keakraban yang semakin erat.
Aman dan Ramah Lingkungan
Untuk menjaga keamanan, warga sepakat membatasi kendaraan masuk ke lorong pada jam bermain, terutama setelah waktu salat Asar. Rambu-rambu sederhana dipasang, dan pemilik kendaraan memarkir mobil atau motor di luar lorong.
“Semua warga mendukung. Mereka rela memarkir kendaraan di luar demi kenyamanan anak-anak. Inilah wujud lingkungan ramah anak yang sebenarnya,” kata Ketua PPKBD Manggar.
Inspirasi untuk RT Lain
Keberhasilan RT 76 membuat ide ini menular ke wilayah lain, seperti RT 60 Manggar. Tidak menutup kemungkinan, konsep serupa akan berkembang lebih luas ke RT-RT lain, terutama yang sudah memiliki lorong semenisasi.
“Lingkungan tidak hanya indah, tapi juga harus bermanfaat. Bermanfaat artinya ramah bagi anak-anak, tempat mereka belajar, berekspresi, dan berinteraksi. Dengan begitu, anak-anak tumbuh sehat, aktif, dan tidak bergantung pada gadget,” tegas Koordinator Bidang Kemitraan UMKM Balikpapan Timur.
Dengan semangat gotong royong, kreativitas, dan kepedulian bersama, RT 76 Manggar kini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah lorong bisa disulap menjadi ruang ramah anaksebuah langkah kecil yang berdampak besar bagi masa depan generasi muda.***
BACA JUGA
