BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Rangkaian kegiatan Jambore Nasional Taruna Siaga Bencana di Pantai Lamaru, Balikpapan diantaranya kegiata bakti sosial sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama.
Sejumlah bantuan diberikan berupa bantuan untuk penyandang disabilitas berupa 54 kaki palsu, 500 kaca mata baca, dua alat bantu dengar, 50 tongkat tuna netra, bantuan untuk para lansia berupa 1.000 vitamin dan makanan tambahan, penyerahan 1.000 bingkisan sembako bagi kaum dhuafa dan 400 penderita kusta, serta pemberian bantuan 432 jaket bagi nelayan dan tukang ojek di daerah rawan bencana.

Disamping itu, solidaritas dan kebersamaan juga dirangkai dengan kegiatan donor darah yang diikuti 200 personil Tagana dan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di wilayah Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Lamaru Kota Balikpapan.

Selanjutnya Tagana juga melakukan penanaman 500 batang pohon perdu di Taman Kota Balikpapan dan Samarinda, serta penyuluhan dan simulasi gempa dan tsunami untuk sekolah SD, SMP, dan SMA se-kota Balikpapan kepada 400 siswa.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan melalui bakti Sosial dan Jambore Nasional ini Tagana ingin mempersembahkan sebentuk kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia. “Sekaligus upaya pemerintah untuk menyemangati anggota Tagana, karena mereka yang ada di garda depan saat terjadinya bencana, mereka bekerja tanpa pamrih. Penghargaan Negara setinggi-tingginya untuk mereka,” tandasnya.

Herry pun menyempatkan hadir ditengah-tengah kegiatan Jambore Tagana, termasuk saat di dapur umum kegiatan jambore.

Harry Hikmat mengatakan Tagana pertama kali dibentuk pada 24 Maret 2004. Tagana merupakan wadah relawan terlatih dalam penenggulangan bencana berbasis masyarakat. Kini pada 2016 jumlah Tagana mencapai 29.734 personil tersebar di seluruh Indonesia.

Salah seorang personil Tagana dari Kalimantan Timur, Supriani senang dapat terlibat pada kegiatan nasional ini. Keterlibatanya merupakan panggilan jiwa. Ia bergabung sebagai Tagana sejak 2004 dan telah bertugas di berbagai bencana di Indonesia.

“ Tentu saja keluarga mendukung penuh keterlibatan saya di Tagana. Ya bisa membantu korban bencana. Saya pikir ya ini kerja nyata yang bisa saya lakukan. Membantu orang lain bukan menjadi beban, tapi sebuah panggilan,” tuturnya.

Tagana sebagai unsur yang terdekat dengan lokasi bencana diwajibkan untuk siap hadir di lokasi bencana terjadi, harus tanggap dan sigap dalam perlindungan sosial terhadap korban bencana, dan memiliki pemahaman tentang penanggulangan bencana agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Diketahui, Jambore Nasional Tagana diselengggarakan dalam rangka konsolidasi nasional untuk para personil Tagana selain itu juga sebagai paramater kesiapan personil Tagana dalam menghadapi bencana yang akan terjadi di berbagai daerah. Diikuti sekitar 1300 personil dari 34 provinsi dan terdapat utusan PBB dan ASEAN. Rencananya Sabtu siang, kegiatan ditutup oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version