Jejak Sejarah Masjid Agung At-Taqwa Balikpapan: Pernah Kena Bom hingga Kembali Berdiri Megah
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Masjid Agung At-Taqwa di Balikpapan adalah salah satu ikon religi yang sarat sejarah dan keindahan arsitektur. Berdiri pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1946, masjid ini awalnya berlokasi di tepi pantai Klandasan Ulu.
Melansir laman Asrama Haji Balikpapan, para pendirinya adalah enam ulama terkemuka: Habib Ghasim Bahasim, Habib Ali Asseaf, H. Abdul Malik, H. Kai Kintang, H. Bahrun, dan H. Abdul Ghani.
Namun, saat pecah perang antara Sekutu dan Jepang, masjid ini mengalami kerusakan parah akibat pemboman oleh Sekutu, sehingga tidak dapat beroperasi selama empat tahun, sebagaimana dikutip dari laman Disporapar Balikpapan.
Pada tahun 1950, masjid ini mereka bangun kembali di lokasi yang lebih aman, yaitu di Klandasan, yang kini dikenal sebagai Jalan Jenderal Sudirman. Sejak saat itu, Masjid Agung At-Taqwa telah mengalami tiga kali renovasi besar.
Renovasi pertama mereka lakukan pada tahun 1970 di bawah kepemimpinan Wali Kota Balikpapan saat itu, Asnawi Arbain. Renovasi kedua berlangsung 20 tahun kemudian, oleh Djali Karim, yang kemudian mengubah nama masjid menjadi Masjid Raya At-Taqwa. Namun, pada tahun 1998, nama masjid kembali berubah menjadi Masjid Agung At-Taqwa.
Mengadopsi Gaya Timur Tengah
Dari segi arsitektur, masjid ini mengadopsi gaya Timur Tengah yang kental, mirip dengan Masjid Nabawi di Madinah. Ciri khas tersebut terlihat dari empat menara yang ditempatkan di empat sudut bangunan. Kubah utama masjid berdiameter 16 meter, terbuat dari panel enamel baja berwarna biru yang berkilau saat terkena cahaya, menambah kesan megah. Pada malam hari, pencahayaan yang tepat membuat masjid tampak semakin indah dan berkilau.
Masjid ini terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar berguna untuk tempat penitipan barang, tempat wudhu, aula, dan sering berfungsi untuk resepsi akad nikah, dengan kapasitas menampung sekitar 800 jamaah.
Lantai utama, yaitu lantai dua, adalah ruang sholat utama seluas 1.632 m² yang dapat menampung sekitar 1.000 jamaah. Di lantai ini terdapat ruang imam, perpustakaan, dan gudang peralatan. Lantai tiga berguna untuk kegiatan pendidikan seperti TK-TPA At-Taqwa dan dapat menampung hingga 700 jamaah.
Pada 14 Agustus 2024, pengurus baru Masjid Agung At-Taqwa periode 2024-2029 resmi menjalani pelantikan oleh Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud. Habib Agil Abu Bakar Al Qadri mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum, dengan harapan dapat memakmurkan masjid dan meningkatkan syiar agama di Balikpapan. Terutama dalam menghadapi tantangan sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang akan mendatangkan banyak pendatang ke kota ini.***
BACA JUGA
