Jelang Armuzna, Begini Imbauan Kemenkes terhadap Jemaah Lansia dan Komorbid

Keberangkaatan calon jemaah haji dari Bandara Sepinggan Balikpapan / inibalikpapan
Keberangkaatan calon jemaah haji dari Bandara Sepinggan Balikpapan / inibalikpapan

JAKARTA, Inibalikpapan.com — Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Liliek Marhaendro Susilo, mengimbau jemaah haji Indonesia—terutama lanjut usia (lansia) dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid)—untuk mulai mempersiapkan diri menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang dimulai pada 4 Juni 2025.

Liliek menekankan pentingnya manajemen diri, istirahat cukup, dan pembatasan aktivitas fisik berlebihan menjelang Armuzna. Ia menyarankan jemaah untuk mengurangi ibadah sunah yang menguras tenaga.

“Kurangi frekuensi umrah, tawaf sunah yang berulang, jalan kaki jauh ke Masjidil Haram atau Nabawi, serta kegiatan wisata ziarah. Jaga energi dan pastikan waktu istirahat cukup,” ujar Liliek dalam siaran pers Kemenkes.

Liliek menegaskan bahwa meskipun ibadah sunah memiliki nilai pahala yang besar, menjaga kesehatan—terutama di puncak haji—jauh lebih utama.

“Jangan memaksakan diri. Fokus utama adalah menyelesaikan rangkaian haji di Armuzna dengan selamat dan sehat,” katanya.

BACA JUGA :

Tips Kesehatan Jemaah: Hindari Siang Terik, Cukup Cairan, dan Jaga Obat

Kemenkes juga mengimbau jemaah untuk menghindari ibadah di bawah terik matahari dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, payung, kacamata hitam, dan alas kaki. Disarankan pula untuk minum air putih atau zamzam secara berkala hingga dua liter per hari, serta mengonsumsi oralit sekali sehari untuk mencegah dehidrasi.

Bagi jemaah dengan penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, Liliek menekankan pentingnya minum obat secara teratur, berpikir positif, serta rutin memeriksakan kondisi kesehatan tiga kali seminggu kepada petugas kesehatan.

“Yang tak kalah penting adalah pendampingan intensif bagi jemaah lansia dan komorbid oleh ketua regu dan jemaah sehat lainnya,” tambahnya.

Liliek menyebutkan, tujuan utama ibadah haji adalah meraih haji mabrur, dan hal itu hanya dapat dicapai dengan kondisi fisik yang prima. Imbauan ini sekaligus menjadi bagian dari strategi pencegahan kematian jemaah haji 2025, yang kerap terjadi akibat kelelahan, dehidrasi, dan penyakit penyerta.

“Kami harap imbauan ini bisa dipatuhi agar angka kematian jemaah bisa ditekan secara signifikan tahun ini,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses